Berita Kediri

Dermo Batik Kumpulan Perempuan Pecinta Batik, Bermula Pelatihan Menjadi Pembatik Profesional

Saat ini Komunitas Dermo Batik terus berupaya mengenalkan hasil produksinya dengan menjalin kontak dengan kolektor dan pelanggan.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Cak Sur
SURYA Online/Didik Mashudi
Perajin Dermo Batik, Kota Kediri memajang hasil karyanya di arena pameran Hotel Grand Surya. 

SURYA.co.id | KEDIRI - Bermula dari pelatihan membatik, saat ini ibu-ibu di Kelurahan Dermo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri telah membentuk komunitas pecinta Batik Dermo.

Dibantu desainer ibukota, Leny Agustin, pembatik pemula ini telah mampu melahirkan desain batik dengan motif Kuda Lumping yang sempat ngetren di kalangan anak-anak muda.

Pasca pelatihan tiga tahun silam saat ini di Kelurahan Dermo telah muncul komunitas pembatik profesional. Ada belasan ibu-ibu yang menekuni membuat kain batik dengan berbagai motif yang terbaru.

Order pesanan juga datang silih berganti dari dalam dan luar kota. Order lokal datang dari instansi pemerintah dan swasta serta order dari luar kota diterima dari penggemar dan kolektor batik.

"Sekali terima order ada yang pesan 30 sampai 50 potong. Mereka minta diselesaikan dalam waktu 10 hari," ungkap Ny Heri Mulyanto, koordinator Komunitas Dermo Batik.

Untuk menyelesaikan order ini, semua anggota dikerahkan. Mengingat batik yang dibuat masih menggunakan cara manual sehingga butuh waktu dan proses yang lama.

"Kalau ada order anggota kami kerahkan semua," ungkapnya.

Saat mengikuti pelatihan sebenarnya ada sekitar 40 peserta yang ikut. Namun yang saat ini masih bertahan dan aktif tinggal belasan pembatik saja. Ke depan tengah dimatangkan untuk membuat sentra Dermo Batik.
Meski masih mulai merintis, namun kegiatan membatik ini sudah memberikan tambahan income bagi para anggotanya.

"Rata-rata anggota sebulan ada yang terima Rp 500.000 sampai Rp 1,5 juta dari order membatik yang kami terima," ungkapnya.

Karena selain mendapatkan penghasilan, dengan membatik juga mampu mengenalkan dan melestarikan budaya batik yang merupakan warisan leluhur.

"Kalau kita membatik di rumah khan jaga harga suami dan menjaga lingkungan serta mendapatkan income," tambahnya.

Saat ini Komunitas Dermo Batik terus berupaya mengenalkan hasil produksinya dengan menjalin kontak dengan kolektor dan pelanggan.

"Minat masyarakat pada kain batik masih bagus. Kami juga terus menjalin kontak dengan pelanggan setia kami, salah satunya Ibu Sofi, kolektor asal Cirebon," jelasnya.

Batik Dermo sempat mendapatkan order besar saat bekerja sama dengan desainer Leny Agustin. Dari pendampingan desainer ibukota ini melahirkan batik motif Kuda Lumping.

Kain batik ini menjadi busana utama peragaan busana yang dibawakan peragawan dan peragawati dari Jakarta. Modelnya juga sempat ngetren di kalangan anak-anak muda.

Sekarang komunitas Dermo Batik telah melengkapi usahanya dengan SIUP serta perizinan. Termasuk brand merk Dermo Batik yang menaungi belasan perajin batik. Sementara galeri Dermo Batik tersebar di Halim Batik, Kartini Batik serta Nuansa Batik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved