Berita Surabaya
Tips Memulai Usaha Bagi Mahasiswa dari Owner Maraya Brownies dan Giyomi
"Kalo nggak ada yang support, nggak usah peduli. Ada yang ngerasani? nggak usah peduli. Lanjutin aja usaha kita"
Penulis: Delya Octovie | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | SURABAYA - Dalam acara beauty class dan entrepreneur talkshow bertajuk "Let's Start Your Bright Future", di BG Junction Mall, Jumat (30/3/2018), Wardah mengajak dua perempuan muda berbakat yang telah membuktikan keeksistensian mereka di dunia bisnis.
Yang pertama adalah pemilik Maraya Brownies, yakni brownies kekinian dengan berbagai topping, dan pemilik clothing line Giyomi yang menjual baju-baju kasual dengan target market mahasiswa.
Pemilik Maraya Brownies alias Riska Maraya kini masih menempuh semester delapan di jurusan Antropologi Universitas Airlangga, Surabaya.
Sebagai seorang mahasiswa yang juga memiliki pekerjaan sampingan, Riska mengaku hal tersebut tidak mudah.
"Dari subuh harus masak sendiri sama ibu, selesai oles-oles topping, terus harus berangkat ke kampus, nerima COD (cash on delivery) di sana mulai dari jam 11.00-16.00 nunggu di kampus," tutur Riska.
Nadia Prasetyo, pemilik Giyomi, juga memulai usahanya ketika ia masih kuliah. Sejak tahun 2013, Nadia telah aktif berjualan, tetapi bukan di bidang fashion.
Hingga akhirnya ibunya mengusulkan Nadia untuk berjualan baju, hingga akhirnya muncul brand Giyomi.
"Ngerasain cari vendor yang oke itu susah, cari tempat kain yang kita suka itu susah. Moto saya, kalo saya make aja nggak enak, ya saya nggak mau jual. Terus, cari SDM itu susah banget, bener-bener kayak nyari jodoh," kenang Nadia.
Riska dan Nadia pun membagi tips memulai usaha bagi peserta talkshow yang kebanyakan masih kuliah.
Menurut Riska, hal pertama yang harus diingat ketika baru memulai usaha adalah jangan mendengarkan perkataan orang lain.
"Kalo nggak ada yang support, nggak usah peduli. Ada yang ngerasani? nggak usah peduli. Lanjutin aja usaha kita," tegasnya.
Riska juga menyarankan untuk memasarkan produk lewat Instagram, tetapi dengan step-step pemasaran yang tepat.
Ia menyebut endorse sebagai satu di antara cara yang paling ampuh agar produk menjadi semakin hits.
"Sekarang 2018, orang suka banget buka HP, kalo nganggur yang dibuka Insta Story. Ini berarti, Instagram itu ladang bisnis. Cuma gimana caranya biar bisa dikenal? bisa dengan endorse. Tapi endorse itu yang bener-bener selebgram berkualitas, misal usahanya di bidang kuliner, ya ke famous person yang berhubungan dengan kuliner," jelasnya.
Ia tak menampik bahwa endorse membutuhkan biaya yang cukup banyak, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Tetapi feedback yang ia dapat sangat besar, sehingga sebanding dengan uang yang ia keluarkan.
Senada dengan Riska, Nadia juga menyarankan endorse sebagai satu di antara cara menaikkan awareness masyarakat terhadap suatu produk.
"Marketing itu harus liat segmen, gaya hidup segmen kita kayak gimana sih? Misal pelanggan Giyomi, itu anak-anak kampus. Nah anak-anak kampus itu nongkrongnya di mana? Kalo buka HP, yang diliat apa? Kan seringnya Instagram, jadi aku juga endorse ke selebgram," katanya.
Nadia pernah endorse ke selebgram Rachel Vennya, yang terkenal dengan harga fantastisnya untuk tiap postingan.
Ia sempat ragu, cukup lama menimbang-nimbang haruskah ia mengendorse Rachel Vennya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melakukannya.
"Meskipun mahal, tapi sekian bulan ternyata feedbacknya wow banget. Followers nambah 5000 dan pesenan itu banyak banget sampe ke bulan-bulan berikutnya," ungkapnya.
Terakhir, Riska dan Nadia mengingatkan untuk selalu berbakti pada orang tua, terutama ibu.
Riska merasa ibunya adalah kunci kehidupannya, dan alasan dibalik kelancaran rejeki hingga dunia akademisnya.
Sementara Nadia menyebut doa ibu serta sedekah sebagai kunci keberhasilan usahanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/riska-maraya-dan-nadia-prasetyo_20180331_182411.jpg)