Berita Pasuruan
Pemuda Pengamen dan Pencari Kembang di Pasuruan Kini Sukses Jadi Polisi, Kisahnya Menginspirasi
Pemuda pengamen dan pencari kembang di Pasuruan kini sukses jadi polisi. Kisahnya menginspirasi.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | PASURUAN – Namanya Lio Adi Prasetyo. Dia merupakan anggota bintara polisi yang berdinas di Polres Pasuruan.
Belum genap satu bulan, dia berdinas di Polres Pasuruan. Dia baru saja dinyatakan lulus pendidikan.
Siapa sangka, sebelum menjadi polisi, Lio merupakan sosok pekerja keras yang sangat luar biasa.
Perjalanan panjang ditempuhnya untuk bisa mencapai keberhasilannya menjadi seorang polisi.
Ia lahir di Sidoarjo, 12 Maret 1997. Dia merupakan anak pertama pasangan suami istri, Nyarto dan alm Pariani.
Ia memiliki satu adik yang bernama Galih Wahyu Iman Prasetyo.
Saat ini, adiknya masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar (SD).
Baca: Hidup Sebatang Kara, Perempuan di Gresik Ditemukan Meninggal di Depan Kamar Mandi, Penyebabnya
Baca: Lucinta Luna Terus Mengelak, Bukti Baru ini Akan Membuatnya Tak Berkutik
Baca: Suga BTS Dirumorkan Tengah Berkencan, Media Korea Temukan Bukti Lain di Instagram Suran
Baca: Hasil Akhir Persela Vs Persebaya Surabaya 1-1, Bajul Ijo Berhasil Curi Poin di Lamongan
Lio, begitu sapaan akrabnya, mengaku sebelum menjadi polisi, dirinya pernah menjadi pengamen dan pencari kembang kamboja di makam.
“Saya dari SMP sudah bercita-cita ingin menjadi polisi. Tapi saya sadar, orang tua saya bukan siapa-siapa. Saya tidak menyerah dan tetap berusaha,” katanya.
Ia mengaku, orang tuanya ini hanya bekerja biasa.
Ia percaya Tuhan itu maha kaya. Maka dari itu, ia tetap berusaha.
Remaja penyuka olahraga sepakbola ini mengaku mendaftar polisi menghabiskan biaya tidak lebih dari sejuta.
Ia menyebut, jika ditotal, biaya mendaftar polisi ini tidak lebih dari Rp 1 juta.
“Uang Rp 1 juta itu hanya untuk keperluan uang saku saya saat tes, biaya fotokopi dan lainnya. Selebihnya, semuanya gratis. Saya tidak dipungut biaya sedikitpun,” tambah dia.
Lio mengatakan, saat tes masuk polisi itu, ia selalu membawa sarapan dari rumahnya.
Ia selalu membawa bekal. Sebelum menjadi polisi, ia sudah bekerja.
Sepulang sekolah, ia selalu menyempatkan diri untuk mengamen.
“Saya pulang sekolah itu ngamen. Hasil dari ngamen, biasanya saya gunakan untuk uang jajan sendiri. Jadi, saya tidak terlalu membebani ayah saya,” tuturnya.
Bahkan, Lio menambahkan, saat malam hari, ia seringkali diajak ayahnya untuk mencari kembang kamboja di makam.
Ia menceritakan, di sepertiga malam, sang ayah selalu membangunkannya.
Setelah itu, ia diminta ayahnya untuk melaksanakan salat tahajud, dan dilanjutkan mencari bunga kamboja.
“Saya tidak terbebani dengan hal itu. Saya justru bangga. Saya bisa membantu orang tua saya mencari tambahan. Setelah bunganya terkumpul, kami menjualnya dan pulang. Hasilnya, kami gunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” imbuhnya.
Ia mengaku sangat bersyukur dengan apa yang didapatkannya saat ini.
Ia tidak menyangka bisa menjadi keluarga besar Polri.
Sebelum diterima, ia sempat gagal dua kali mendaftar menjadi polisi.
Lio mengaku ingin menjadi anak yang sholehah, dan berbakti kepada orang tua, nusa dan bangsa.
“Menjadi polisi ini saya dedikasikan kepada ayah saya, seorang ayah yang kuat dan mampu memberikan support kepada saya. Ibu saya yang di surga. Saya sangat bersyukur bisa menjadi anggota Polri, terima kasih atas kesempatan ini, dan akan saya akan mengabdi ke negeri ini,” pungkas dia.
Baca: Lucinta Luna Tunjuk-tunjuk Muka Nikita Mirzani Gara-gara Dikatai ini, Makjleb
Baca: Daniel Mananta Dipecat sebagai Host Indonesian Idol, Agnez Monica lah yang Menyelamatkannya
Baca: Tarif Tol Jakarta-Surabaya Untuk Mudik Lebaran 2018. Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan Pemudik
Baca: Ingat Munaroh, Pacar Mandra di Si Doel Anak Sekolahan? Penampilannya Sekarang Bikin Pangling