Hari Raya Nyepi 2018

2 Alasan Internet Data Ponsel Android Dimatikan Total di Hari Nyepi 2018

Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali menginginkan Hari Raya Nyepi 2018 berjalan lebih khidmat.

Editor: Tri Mulyono
(TRIBUN_BALI/RIZAL_FANANY)
Pecalang beroperasi saat Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1939 di kawasan Monumen Groundzero, Kuta, Selasa (28/3/2017). 

SURYA.CO.ID, DENPASAR - Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali menginginkan Hari Raya Nyepi 2018 berjalan lebih khidmat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

PHDI kemudian mengimbau dan disepakati operator penyedia jasa layanan telepon seluler mematikan layanan internet khusus bagi pengguna ponsel berbasis Android.

Kebijakan ini memicu pro dan kontra namun warga memilih mematuhi.

Baca: 10 Ucapan Hari Raya Nyepi 2018 dalam Bahasa Indonesia dan Bali Serta 5 Fakta Ogoh-Ogoh

Kebijakan ini berdampak kepada publik di Bali.

Kelompok masyarakat yang terkena sampak kebijakan ini salah satunya yaitu jurnalis.

Jika pada tahun-tahun sebelumnya jurnalis bisa meliput suasana Nyepi di sejumlah tempat, kali ini situasinya berbeda.

Baca: 5 Fakta dan Manfaat Hari Raya Nyepi 2018 serta Reaksi Bule di Pulau Bali

Baca: Undian 8 Besar Liga Champions 2018 - Tim Senegara Bisa Saling Bunuh, Juga El Clasico Barca-Madrid

Baca: Robby Purba Terang-terangan Gandeng Wanita Ini, Bikin Netizen Gigit Jari!

Baca: Ingat Hudson, Penyanyi 2 Wajah Kontestan IMB 2010? Begini Kabar dan Penampilannya Sekarang

Nandang Astika, salah satu wartawan televisi swasta nasional, mengatakan, tahun 2018 dia memilih libur.

Menurut dia, akan sia-sia meliput saat Nyepi jika tidak bisa mengirim materi liputan ke kantor.

"Kan sama saja. Kalaupun meliput, materinya tidak bisa dikirim ke redaksi akibat internet mati," kata Nandang, Jumat (15/3/2018).

Dia menuturkan, pada tahun-tahun sebelumnya bersama sejumlah jurnalis lainnya Nandang tetap bekerja.

Kantor tempat Nandang bekerja memintanya meliput suasana Nyepi, khususnya di wilayah Kuta dan sekitarnya.

Karena tidak bisa bebas berkeliaran saat Nyepi maka para jurnalis mendaftarkan diri di desa adat setempat untuk mendapat izin dan diberikan tanda pengenal khusus.

"Sebelumnya kalau liputan Nyepi kita menginap di bale banjar tempat ditugaskan," ujarnya.

Mengenai penghentian layanan internet pada tahun ini, Nandang mengaku tidak ingin masuk ranah perdebatan pro dan kontra karena keputusan itu sudah dibuat.

Selain itu, dengan matinya sambungan internet, Nandang akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama keluarga pada hari Nyepi.

"Ya ambil baiknya saja, Nyepi tahun ini bisa libur. Jadi bisa kumpul sama keluarga dan menjalankan tapa brata penyepian," ujar Nandang.

Sementara itu, warga Denpasar lainnya, Ni Made Wicita Ningsih, mengatakan, dia mengisi hari Nyepi dengan menyewa VCD di rental terdekat dan membeli cemilan.

Sebelum ada kebijakan internet dimatikan, dia mengisi waktu dengan menyaksikan hiburan melalui ponsel, baik menonton YouTube maupun sekadar chatting dengan teman-teman.

"Sekarang nonton film pakai VCD lagi," ujar Wicita. Seperti halnya warga lain, Wicita tidak punya pilihan selain menerima keputusan tersebut.

"Maunya tidak dimatikan, tapi mau gimana. Ya kita ikuti saja," katanya.

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, mengatakan, imbauan menghentikan layanan seluler merupakan kesepakatan dari berbagai elemen masyarakat.

Ada sejumlah pertimbangan hingga keputusan ini dibuat.

Pertama, untuk menjaga kekusyukan selama menjalankan tapa brata penyepian. Salah satu pantangan saat Nyepi adalah amati lelanguan atau tidak bersenang-senang.

"Biar umat lebih fokus dan bisa menjalani amati lelanguan," tutur Sudiana.

Alasan kedua, menurut Sudiana, adalah demi keamanan. Belajar dari pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, gesekan antar-masyarakat terjadi akibat informasi di media sosial.

"Tahun lalu kan ada kejadian pecalang mengamankan warga, tapi di media sosial informasinya malah dipelintir, akhirnya jadi ribut," ujar Sudiana.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jelang Hari Raya Nyepi, Internet Mati Pengaruhi Aktivitas Jurnalis dan Warga Bali"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved