Kuliner
Rujak Cobek, Cara Lain Menikmati Rujak Serasa Bikin Sendiri di Sumenep
Siti Khotijah (30), pemilik rujak cobek mengaku ide ini hadir karena ingin tampil beda.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Parmin
Dari porsi tersebut, setiap harinya rata-rata menghabiskan 5 kilogram petis.
Sedang Muhadi (42), suami dari Khotijah mengaku kadang membantu istrinya tersebut saat ramai.
“Ya bantu, tapi cuma bagian ngangkat-ngangkat saja,” terang laki-laki yang juga buka jasa bengkel motor di rumahnya tersebut.
Sebelum memulai usaha rujak, Khotijah memang sudah terbiasa bekarja di warung-warung.
“Apa saja saya kerjakan mas, yang penting halal,” tegas Khotijah.
Menurut Khotijah, tantangan terbesar dari usahanya adalah saat ramai, tidak semua pembeli teratasi.
“Ya kadang ada pembeli tidak mau antre mas, suka tidak sabar,” terangnya sambil tersenyum.
Penikmat rujak buatan khotijah tidak hanya dari area Sumenep saja, bahkan sering dari luar kota, bahkan luar Madura.
“Biasanya temen atau rekan kerja pembeli yang sudah biasa kesini, kebanyakan dari luar Madura mas,” terangnya.
Mega Dewi Lastini (19), salah satu pengunjung rujak mengaku sengaja memilih rujak cobek karena tampilannya yang beda.
“Sering banget, selain enak, juga karena langsung makan rujak di cobek, kayak ngerujak sendiri, biasanya kan di piring,” terang mahasiswi semester 4, Universitas Wiraraja tersebut.
Akibat ketekunan dan usahanya tersebut, Khotijah meraup keuntungan setiap bulannya hingga Rp 3 juta.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/rujak-cobek_20180219_193156.jpg)