Berita Madura

Hamil 5 Bulan, Kondisi Istri Guru Ahmad Budi Cahyono Kini Bikin Trenyuh . . .

istri Ahmad Budi Cahyono juga sedang hamil lima bulan. Ya, Sianit Sinta (23) sedang mengandung anak pertama Ahmad Budi Cahyono.

Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id | Pamekasan - Kepergian Guru Seni Rupa SMA 1 Torjun (SMATor), Ahmad Budi Cahyono (26) pada 1 Februari 2018 membuat duka Indonesia.

Peristiwa ini bahkan viral di dunia maya. Banyak orang yang mengecam, miris, dan sedih dengan kematian alumnus Universitas Negeri Malang tersebut.

Tambahlagi, istri Ahmad Budi Cahyono juga sedang hamil lima bulan. Ya, Sianit Sinta (23) sedang mengandung anak pertama Ahmad Budi Cahyono.

Melansir dari Tribunnews, Sianit Sinta shock dengan kepergian suami.

Guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Ahmad Budi Cahyono semasa hidupnya.
Guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Ahmad Budi Cahyono semasa hidupnya. (surya/istimewa)

Kepada SURYA.co.id, Sianit Sinta bercerita tentang kronologis kepergian Ahmad Budi Cahyono tersebut.

Hari itu, Kamis (1/2/2018) Budi, Guru seni rupa SMAN 1 Torjun, Sampang pulang lebih cepat dari biasanya.

"Sepulang dari sekolah, Mas Budi salat, setelahnya duduk bersenderan di tembok kamar," kata Sianit Sinta.

Baca: POPULER - Permintaan Istri Guru Ahmad Budi Cahyono yang Hamil 5 Bulan, Usai Dipukul Murid, Dia . . .

Baca: Kisah Lain Guru Budi yang Tewas Dianiaya Siswa - Sebelum Ajal Menjemput, Lakukan Hal Tak Biasa

Baca: Guru Budi yang Tewas Dianiaya Siswa Bukan Pria Sembarangan, Mahasiswa Islam Malang Perlu Tahu

Ketika itu Budi duduk bersender pada tembok dengan posisi duduk bersila.

Setelah ditunggu cukup lama, Sianit memanggil Budi untuk makan siang.

"Saya panggil Mas Budi untuk makan siang, tapi saat bangun, tubuhnya goyang, dia muntah, dari mulutnya keluar cairan bening," ungkap Ibu yang sedang mengandung lima bulan ini.

Sianit juga menerangkan, saat Budi ditanya, ia hanya mengaku dipukuli muridnya di sekolah, tapi tidak apa-apa. Namun sesaat setelah mengatakan tersebut, Budi pingsan dan tidak sadarkan diri.

Sianit akhirnya minta bantuan warga sekitar untuk membawa suaminya tersebut ke Puskesmas Jrengik, Sampang.

Baca: Psikolog: Di Kasus Siswa Aniaya Guru Sampang, Ada Pengaruh Pola Asuh dan Tingkah Laku Orangtua

Baca: Kronologi Lengkap Siswa Pendekar Aniaya Guru hingga Tewas, Nomor 5 Masih Misteri

Baca: Sebelum Pingsan, Guru yang Tewas Dianiaya Murid Sempat Yakinkan Sang Istri Bahwa dia Baik-baik Saja

Namun karena kondisinya semakin kritis, akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Setelah itu kabar duka ini muncul. Ahmad Budi Cayono dinyatakan dokter meninggal.

Sianit Sinta shock dengan kepergian suami yang ia nikahi selama 1 tahun empat bulan itu. Ia pingsan berkali-kali.

Setelah mendengar lantunan azan sebagai tanda pemberangkatan jenazah menuju lokasi pemakaman pada Jumat (2/2/2018), Sianit Sinta kembali pingsan.

Walau demikian, Sianit Sinta tetap tegar, terutama untuk menjaga kandungannya.

Sekadar diketahui, Sinta pernah mengalami keguguran anak pertama sekitar 10 bulan yang lalu.

Kepada SURYA, Sianit Sinta (23) sempat bercerita tentang sosok suaminya. Ia mengatakan Ahmad Budi Cahyono tidak hanya pandai membuat seni rupa, tapi dia juga mahir memainkan banyak alat musik.

"Selain suka melukis, Mas Budi juga suka main musik, utamanya biola," ungkap Sianit Sinta pada SURYA.

Kata Sianit Sinta, Budi juga sering tampil di berbagai acara musik, terutama saat musim pernikahan. "hampir seminggu empat kali dia bisa mengisi acara pernikahan," katanya.

Selain biola, almarhum Budi pandai bermain gitar, juga ketipung.

Ia juga tak pelit ilmu. Teman atau anak tetangga yang biasa main di rumah mereka juga biasa diajari oleh Ahmad Budi Cahyono.

"Cuma hobi, Mas Budi hanya ngajari secara gratis kalau ada temen atau anak tetangga yang mau belajar," ungkap anak ke tiga dari tujuh bersaudara ini.

Melansir dari Kompas.com, Shinta mengenal suaminya sebagai sosok penyayang dan tidak pernah marah.

Di rumahnya, suaminya tidak banyak berbicara kecuali hal-hal yang penting.

Selain itu, pria lulusan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya ini nyaris tidak pernah berbagi masalah yang dialami di sekolah atau persoalan di luar rumah tangganya.

Shinta ingin pelaku pembunuhan suaminya diproses hukum seadil-adilnya. Orang yang dengan sengaja menghilangkan nyawa seseorang, menurut Shinta, sudah jelas hukumannya.

"Semoga Polisi bisa bertindak adil terhadap keluarga saya," harap Shinta.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved