Berita Surabaya
Lapangan Hoki Dharmawangsa Surabaya, Standar Internasional, tapi Malam Hari Tak Bisa Digunakan
"Hingga kini belum ada kejuaraan nasional. Event internasional juga belum pernah digelar," jelas Pengelola Lapangan Hoki Edi Santoso.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
Belum ada kelompok masyarkat yang belum tergabung dalam FHI Surabaya bisa latihan di lapangan tersebut.
Begitu ketatnya persyaratan di olahraga khusus ini. Meski selalu disampaikan bahwa masyarakat sekitar bisa memanfaatkan lapangan hoki internaisonal itu.
Nyatanya hingga saat ini belum ada masyarakat sekitar Karangmenjangan atau Dharmawangsa yang memanfaatkan lapangan bertaraf internasional itu.
Sepatu dan stik hoki disarankan khusus untuk bermain hoki.
Akibat terkendala lampu lapangan, saat ini para atlet dan anggota klub mengeluhkan masa latihan yang dibatasi sebelum pukul 18.00 WIB.
Padahal latihan malam bagi atlet dan pecinta hoki Surabaya sangat tepat.
Karena dibatasi Jika saat latihan belum sesai namun sudah Magrib, para anggota Club dan atlet memahami.
"Karena Dispora membatasi hanya sampai Magrib, kami harus buyar sebelum jam itu," ucap Adi yang juga pemilik Club hoki di Surabaya ini.
Akibat lampu ini, beberapa waktu lalu atlet PON dari Jabar dan daerah lain malah dibuat kecewa.
Mereka sudah telanjur di Surabaya bersama tim. Namun saat hendak pemusatan latihan di Surabaya batal karena saat malam hari tak bisa digunakan.
Kondisi itu berbeda dengan menterengnya fasilitas lapangan hoki milik Pemkot Surabaya tersebut. Ternyata di luar dugaan, lapangan hoki berstandar internasional ini tak ditunjang dengan fasilitas lampu utama lapangan.
Dengan kindisi lampu lapangan tak bisa dimanfaatkan, pengelola Lapangan Hoki menyebutkan bahwa setiap bulan membayar listrik Rp 3 jutaan.
Selain biaya listrik juga ada biaya air yang mencapai Rp 2 jutaan per bulan.
Ruby Yuswanto, pengurus FHI Jatim beharap masalah lampu segera dicarikan solusi.
Menurutnya warga dan atlet Surabaya lebih suka berlebih malam hari ketimbang siang.