Entertainment

My Generation Terwujud Setelah Upi Melakukan Riset Selama Dua Tahun

Sutradara Upi kembali hadir lewat film remaja berjudul My Generation. Untuk membikin film ini, Upi mesti melakukan riset selama 2 tahun.

Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/ahmad zaimul haq
Sutradara film My Generation, Upi (kanan) beserta sejumlah cast diantaranya Bryan Warrow, Arya Vasco, Alexandra Kosasih, Lutesha, Surya Saputra hadir dalam meet and greet film My Generation di CGV Blitz Megaplex, Marvell City Mall, Senin (6/11). Film yang diproduksi IFI Sinema menampilkan realita kehidupan generasi masa kini. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Setelah sukses lewat film Realita Cinta dan Rock & Roll, serta 30 Hari Mencari Cinta, sutradara Upi kembali hadir lewat kisah remaja yang diberi judul My Generation. Film produksi IFI Sinema ini seakan menegaskan keseriusan Upi dalam merekam kehidupan remaja di balik lensa kamera dan dipapar ke masyarakat.

Perempuan berusia 44 tahun ini tak menepis bahwa kehidupan remaja yang penuh dinamika itu selalu menarik perhatiannya. Apalagi yang diangkatnya kali ini adalah kehidupan remaja di era milenial.

Gaya hidup masa remaja yang lepas dan ingin mencari tahu banyak hal dalam kehidupan, dituturkan Upi, jadi ide awal penulisan skenario yang juga disusunnya menjadi film.

"Film ini mencoba memotret kehidupan anak muda masa kini yang lebih kompleks dibanding generasi sebelumnya. Sehingga sangat mendekati realita kehidupan kaum remaja metropolis," kata sutradara yang sukses lewat film My Stupid Boss ini.

Ditemui di tengah acara gala premier My Generation di CGV Marvell City Mall Surabaya, Senin (6/11), Upi menyatakan, meski kisah remaja bukan garapan baru baginya, toh suradara ini mengaku tak mudah menggarap My Generation.

Perlu observasi selama dua tahun sebelum akhirnya cerita yang dia garap jadi skenario ini diaplikasikan menjadi sebuah film.

Perjalanan panjang ini ditempuh Upi karena dia ingin menggarapnya secara serius, bahkan hingga ke percakapan-percakapan yang terjadi antara anak muda. “Obrolan anak muda sekarang kan kebanyakan berbahasa bilingual, Indonesia dan Inggris,” paparnya.

Upi juga perlu melakukan riset intensif dengan mengamati obrolan di media sosial. Obrolan di dunia maya yang dicermati Upi adalah yang bersentuhan dengan generasi milenial secara random, baik mengenai orangtua, sekolah, lingkungan, hingga teman dan tetagga.

“Hingga percakapan di film ini murni ungkapan mereka yang terjadi saat ini tanpa merekayasa,” ucapnya.  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved