Berita Pasuruan

7 Fakta Mengejutkan Remaja yang Tewas Setengah Telanjang di Purwodadi, Misteri Sperma Terkuak

Kurang dari 2 x24 jam, Polisi Mengungkap Pembunuh Wanita yang Jasadnya Ditemukan Telanjang di Purwodadi #Pasuruan.Berikut Fakta-fakta Korbannya!

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Musahadah
facebook/galih lintartika
EPN saat ditemukan di Purwodadi dan foto semasa hidup. 

SURYA.co.id - Penemuan mayat perempuan setengah telanjang menggegerkan warga Dusun Ngawen, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (26/9/2017).

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pasuruan memastikan mayat ini adalah EPN (16) asal Lawang, Kabupaten Malang.

Hasil pemeriksaan memastikan EPN adalah korban pembunuhan. Dari tubuhnya juga ditemukan sperma yang menempel di kemaluannya.

Dan kurang dari 2 x24, polisi berhasil menangkap pelakunya.

Berikut fakta-fakta mengejutkan dari sosok EPN:

1. Jarang Pulang

Ibu korban, Indra Kusmantrini menceritakan keseharian putri sulungnya itu selama hidup. "Memang (dia) sering ga pulang. Bahkan pernah sampai 2 bulan tidak pulang ke rumah dan tidak izin," ceritanya.

Indra yang bekerja sebagai penjual tahu bakso itu mengatakan, EPN adalah anak yang pendiam namun seringkali ketus saat berbicara pada orang lain.

"Dia ikut teman-temannya, trek-trekan (balapan). Tapi saya yakin itu bukan inisiatif dia sendiri untuk ikut-ikut seperti itu," ujar wanita berjilbab itu.

2. Tak Mau Sekolah

Selain jarang pulang, EPN yang lulusan SMP Maarif Lawang itu tidak mau melanjutkan sekolah.
Bahkan sejak masih duduk di bangku SMP, EPN sering membolos sekolah.

"Pagi itu diantar sekolah sama ayahnya (Ariyanto) tapi lalu tidak masuk sekolah dan keluar lagi sama temannya dari SMP 3," tuturnya.

3. Ingin jadi Polisi

Setelah lulus SMP, EPN sempat bekerja di sebuha toko di Pasar Lawang.

Namun hal itu tidak berlangsung lama karena, EPN akhirnya keluar dan memilih berkumpul dengan teman-temannya.

Sang nenek, Titik Kusmaherni mengatakan gadis kelahiran 10 Desember 2001 itu sempat ingin menjadi polisi wanita.

"Badannya kan tinggi, jadi dia sempat ingin jadi polwan. Tapi selesai SMP tidak mau sekolah lagi," ungkapnya.

Mayat separo telanjang yang ditemukan di areal persawahan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (26/9/2017) siang.
Mayat separo telanjang yang ditemukan di areal persawahan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (26/9/2017) siang. (surya/galih lintartika)

4. Menangis saat Dinasehati Ayahnya

Ariyanto, ayah EPN mengaku sama sekali belum bertemu dengan sang putri sejak Agustus 2017.

Pekerjaan proyeknya mengharuskannya berada di Jakarta hingga Minggu lalu (24/9/2017).

"Terakhir saya kontak dia saat ada hajatan keluarga di Blitar tanggal 15 September kemarin. Posisinya saat itu ia sudah lama tidak pulang ke rumah, tapi saya dikabari ibunya dia datang ke Blitar," tutur Ariyanto.

Saat itu, Ariyanto meminta bicara dengan EPN lewat sambungan telepon.

"Ketika itu saya minta dia stay di rumah saja, bantu ibu dan jaga adik. Saat itu dia menangis. Saya sarankan juga cari kerja lagi jaga toko di Pasar Lawang. Kebetulan masih ada saudara yang punya toko, nanti bisa saya mintakan kerjaan," cerita dia.

5. Dibunuh Teman Sendiri

Pelaku pembunuhan EPN (16), remaja perempuan dari Lawang, Kabupaten Malang akhirnya dicokok polisi, Rabu (27/9/2017) sore.

Dia adalah Muhamad Madinatup Huja (17) warga Dusun Ngawen, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.

Kapolres Pasuruan, AKBP Raydian Kokrosono, menjelaskan, dalam pemeriksaan sementara, motif pembunuhan ini adalah dendam pribadi.

Tersangka diduga kuat menyimpan dendam kepada korban karena pernah disakiti.

"Pengakuan tersangka, korban ini pernah menjelek-jelekkannya di hadapan kekasihnya. Alhasil kekasihnya pun kecewa dengan pelaku," terangnya.

6. Pesta Miras

Informasi yang didapatkan Surya, pelaku ini menghabisi korban sesaat setelah pesta minuman keras (miras) di dekat lokasi kejadian.

Saat itu, korban dan pelaku ini bersama teman-teman lainnya. Diperkirakaan peserta pesta miras itu lebih dari lima orang.

Saat asyik pesta miras, mobil patroli Polsek Purwodadi pun melintas.

Di sana, pelaku , korban dan teman-temannya berlarian ketakutan. Mereka berlari sekencang-kencangnya tanpa ada tujuan.  Mereka takut ditangkap polisi.

Kebetulan, korban dan pelaku ini berlari bersamaan. Mereka bersembunyi di sebuah gubuk persawahan itu.

Muhamad Madinatup Huja (17) warga Dusun Ngawen, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap EPN, remaja 16 tahun dari Lawang, Kabupaten Malang.
Muhamad Madinatup Huja (17) warga Dusun Ngawen, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap EPN, remaja 16 tahun dari Lawang, Kabupaten Malang. (surabaya.tribunnews.com/galih lintartika)

7. Dibunuh Setelah Bercinta

Karena terpengaruh miras, pelaku khilaf. Pelaku memaksa korban untuk berhubungan intim. Korban pun sempat menolak. Namun, akhirnya mereka berhubungan intim.

Paska berhubungan intim, pelaku lebih gila. Pelaku masih mengingat kemarahannya dengan korban yang sempat menjelek - jelekannya.

Korban dicekik oleh pelaku mengunakan sebatang kayu dan memukul kepala korban.

Setelah melakukan pembunuhan tersebut tersangka meninggalkan lokasi kejadian dan membuang celana panjang milik korban dibawah pohon bambu tidak jauh dari tempat kejadian.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved