Reportase dari Mesir

Faiyoum Kota yang Dibangun Nabi Yusuf as yang Tetap Hijau Hingga Sekarang

masyaallah ... berbilang abad lewat, Faiyoum, kota yang dibangun Nabi Yusuf as atas perintah Allah SWT itu masih asri dan hijau rimbun hingga sekarang

Editor: Tri Hatma Ningsih
istimewa
Danau qarun di Faiyoum, Mesir 

Reportase Muhammad Sidqi
Mahasiswa asal Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo

FAIYOUM, kota yang berjarak 2,5 jam dari Kairo, Mesir ini menjadi lawatan pertama saya bersama  rombongan keluarga mahasiswa Aceh (KMA) Mesir.

Hamparan sawah hijau di sisi kiri dan kanan jalan, lengkap dengan sapi dan domba gembalaan penduduk, menjadi pemandangan yang menyejukkan di sepanjang perjalanan menuju Faiyoum.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan kondisi di Kairo, tempat selama ini saya bermukim, yang menyuguhkan hamparan padang pasir di kedua ruas jalan.

Di Faiyoum inilah tersimpan beberapa situs sejarah. Salah satunya, danau Qarun tempat ditenggelamkannya Qarun bersama seluruh hartanya, istana Qarun yang merupakan tempat penyimpanan kunci-kunci gudang Qarun, dan yang terakhir Wadi Raiyan, satu-satunya air terjun yang ada di Mesir.

Menurut para sejarawan, Kota Faiyoum atau dalam bahasa Arab dikenal sebagai al-Faiyum, dibangun oleh Nabi Yusuf as. Bahkan, kota ini dibangun berdasarkan wahyu Allah SWT. Arti Faiyoum sendiri adalah kota kedua yang dibangun berdasarkan perintah Allah setelah Mekkah.

Kendati ada perbedaan pendapat ulama tentang penamaan al-Faiyum, namun dalam riwayat paling masyhur disebutkan penamaan al-Faiyum erat kaitannya dengan Nabi Yusuf as.

Utamanya, setelah beliau mendekam dalam penjara selama tujuh tahun, tahun berikutnya beliau diangkat menjadi menteri ekonomi. Tugas pertama yang diembannya adalah mengatasi kekeringan yang akan melanda mesir selama tujuh tahun.

Nabi Yusuf bingung mengatasi hal tersebut. Di tengah kebingungan tersebut, Allah memerintahkannya pergi ke Jaubah atau tempat pembuangan air kotor.

Di sana Nabi Yusuf memerhatikan dengan seksama daerah tersebut sekaligus mengukur ketinggian daerah yang dikaitkan dengan sungai Nil.

Allah memerintahkan Nabi Yusuf menggali tiga selat di sisi barat, timur, dan atas, untuk mengalirkan air dari sungai Nil ke Jaubah atau al-Fayyum saat ini.

Dari penggalian tersebut, ada beberapa mata air yang sangat besar dan bersih yang kemudian menjadi sumber kehidupan warga Faiyoum saat ini.

Selat tersebut juga berfungsi untuk membuang air kotor di Jaubah. Dengan digalinya tiga selat tersebut, daerah Faiyoum menjadi subur dan hijau, karena air yang bagus, baik dari sungai Nil maupun air yang keluar dari dalam tanah.

Nabi Yusuf juga membangun 360 kampung di Jauba sesuai jumlah hari dalam satu tahun dengan maksud satu kampung di al-Fayyum dapat mencukupi kebutuhan air seluruh penduduk Mesir saat itu dari kelaparan dan kekeringan.

Ide yang kemudian menyelamatkan Mesir dan warganya dari kekeringan selama tujuh tahun. Bahkan juga menyelamatkan warga Syiria, Palestina, Mekkah dan Madinah (saat ini) dari kekeringan dan kelaparan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved