Sambang Kampung
Pandegiling, Kampung Sentra Bakpia yang tak Kalah Dengan Yogyakarta
Bakpia bukan cuma buatan Yogyakarta. Di Surabaya, juga ada bakpia khas yang tak kalah nikmat. Di sinilah tempat untuk mendapatkannya...
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari Surabaya, telah memiliki oleh-oleh khas yang diproduksi warga setempat. Tepatnya di Jl Pandegiling 5, melewati gang perkampungan terdapat sentra bakpia yang diresmikan 2013.
Produksi bakpia ini masih skala rumah tangga, namun berbagai perizinan telah dimilliki. Seperti, usaha produksi ‘Bakpia Pangli’ milik Sumiarni (61).
Warga Jl Pandegiling 5 nomor 7 ini, bersama suaminya memulai usaha bakpia sejak 2005 silam dengan berbekal resep pemberian seorang teman.
Bakpia ini ia tawarkan pada tetangga, dan mendapat respons positif warga sekitar. Produksi pun ia tambah dan dititipkan ke warung-warung. Langkah selanjutnya, menyematkan merek dan mendaftarkan produk bakpia.
Apalagi, tetangganya semakin banyak yang juga membuat pia dengan resep yang sama. “Ada sekitar tujuh produsen, yang tiga produksi berdasarkan pesanan. Empat produsen lainnya rutin bikin tiap hari,” papar wanita yang akrab disapa Anik ini.
Dengan binaan dari Dinas Perdagangan dan Industri, ia mengurus berbagai perizinan. Hingga mengubah merek dagang pianya. Pada 2013, Bakpia Pangli sudah mendapat label halal dari MUI, SIUP, TDP dari Disperdagin Kota Surabaya.
“Dulu niatnya pakai nama Bakpia Asih, tapi waktu didaftarin sudah ada yang punya, akhirnya diubah Pangli singkatan Pandegiling Lima,” katanya ketika ditemui di tempat produksi pia sekaligus toko pracangan miliknya, Kamis (4/5/2017).
Selama perjalanan waktu, ia dan sejumlah produsen lain sempat mendapat pelatihan membuat pia dengan resep dari Yogyakarta. Namun, ia dan teman-teman bertahan dengan resep khas Surabaya, yaitu pia bertekstur renyah.
“Meski resepnya sama, produk kami berbeda rasanya. Kayak sambel gitu, beda yang nguleg beda rasa,” terang Anik.
Dalam sehari, ia membuat bakpia antara 400 sampai 500 biji. Jumlah ini tidak seberapa dibandingkan 10 tahun lalu, pesanan bakpia bisa mencapai 700 biji perhari.
“Setiap hari kurang lebih 400 bakpia, meski ada pesanan saya juga buat segitu, selalu habis,” tegasnya.
Untuk pemasarannya, Anik memilih di sentra-senta ukm, warung-warung, koperasi warga, pameran, dan pemesanan via telpon. Biasanya warga sudah memesan atau sengaja mengambil pia di rumah.
Selebihnya, ia mengirim 200 atau 300 biji ke koperasi, dalam kemasasn mika berisi 12 biji seharga Rp 10.000. Sedang di warung, ia menjual eceran Rp 1.000 perbijinya.
Lebih Crispy
Bakpia Pangli menyediakan rasa original kacang hijau. Kecuali pesanan, ia juga menyiapkan rasa coklat dan keju. Untuk harga perbungkus rasa kacang hijau Rp 10 ribu, sedang rasa coklat dan keju Rp 15.000.
Omzet perbulan bisa mencapai Rp 5 juta hingga 7 juta, meski tidak ada pesanan.