Citizen Reporter

Inilah 20 Masalah Langganan Siswa yang Guru BK Wajib Tahu

guru BK kerap ketiban sampur bila anak didik berulah.. masalah yang sama selalu terulang, kenapa? ah, berarti akar masalah belum tersentuh ..

Editor: Tri Hatma Ningsih
pixabay
ilustrasi 

Reportase Yupiter Sulifan
Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo

DALAM menangani peserta didik yang bermasalah, guru pembimbing seringkali hanya menyalahkan peserta didik yang bersangkutan tanpa mau melihat faktor lainnya.

“Peserta didik yang bermasalah pasti ada sebabnya, dan sumber penyebab inilah yang sering dilupakan guru pembimbing dalam menangani masalah yang muncul,” ujar Bagus Sanyoto, pakar pendidikan dari Surabaya ketika memberikan materi pelatihan tutor tes potensi akademik (TPA) bagi guru bimbingan konseling (BK) SMP/SMA di Lembaga Pengembangan Profesi Emerald Sidoarjo, Senin (10/4/2017).

Guru BK harus senantiasa mengadakan introspeksi serta meneliti setiap akar masalah peserta didik. Guru BK yang kreatif tentu tak akan membiarkan masalah muncul karena akan meminimalisir atau bahkan ‘meniadakan’ faktor penyebabnya.

Prinsipnya, dari pada mengobati lebih baik mencegah. Gaya penyampaiannya yang santai tapi serius lagi ‘gaul’ karena memakai bahasa campuran, bahasa Indonesia, Suroboyoan dan Inggris, Bagus Sanyoto menyebut setidaknya ada 20 akar masalah yang biasa dialami peserta didik dan harus diketahui guru BK, yakni:

1. Suka lupa tugas dan tanggung jawab karena over enjoy dan guru lalai.

2. Sulit dinasehati, kebal-bebal karena efek stres yang bertubi-tubi baik dari sekolah, keluarga dan lingkungan bermain.

3. Bandel/tak patuh/suka melawan karena salah didik-asuh baik dari keluarga ataupun sekolah.

4. Tak peduli kesulitan guru karena mereka dicueki, tidak dipedulikan keluarga dan sekolah.

5. Mudah bete-stres karena bekal akal mental yang lemah/lelah.

6. Lesu-jemu di kelas karena suasana kelas tidak asyik.

7. Lemahl ife skill akibat hedonisme dan enjoyisme.

8. Minta diajari terus akibat lemah kemandirian dan berpikir.

9. Class-skillness karena kurang latihan dan tugas pengalaman.

10. Konsentrasi peserta didik kacau balau akibat pembiaran, teledor dan out of focus.

Halaman
12
Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved