Berita Surabaya

Nekat Nyeberang Abaikan Jembatan, Tak Hargai Hak Pengguna Jalan Lain

Keberadaan JPO yang dipasang untuk menjamin keamanan warga nampaknya semakin jarang digunakan.

surya/ahmad zaimul haq
Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di kawasan Wonokromo kurang terawat hingga ada beberapa bagian yang keropos. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Warga Surabaya masih belum menghargai hak pengguna jalan secara benar.

Ini terlihat dari perilaku pemakai jalan, baik pengendara sepeda motor, mobil, maupun pejalan kaki, yang masih semaunya saat berada di jalan raya.

“Masyarakat masih enggan menggunakan JPO (jembatan penyeberangan orang-Red), karena tempatnya agak jauh. Enggan berjalan sedikit demi keselamatan diri dan pilih nekat nyeberang sembarangan,” ucap Nisma, Rabu (30/11/2016).

Warga Jl Praban Surabaya ini mengaku, sering dibuat kaget ketika sedang mengendarai sepeda motor mendadak ada orang menyeberang. Akibatnya, dia harus mengerem kendaraan mendadak.

“Itu kan bisa berakibat fatal bila di belakang saya tidak siap menghadapi situasi sama. Bisa-bisa saya kena tabrak dari belakang karena ngerem motor mendadak,” papar ibu dua anak ini.

Situasi lebih parah, lanjut Nisma, ketika hal itu terjadi pada malam hari dan di kawasan jalan itu tidak cukup ada lampu penerangan jalan.

“Orang yang nyeberang anggap aman, lalu seenaknya nyeberang. Tak sadar kalau ada di kawasan gelap, yang keberadaannya tidak cukup terlihat pemakai kendaraan. Itu kan bisa membuat celaka semua,” urainya.

Sebaliknya, Hari Sukoco, pengguna jalan lainnya, menyoroti perilaku pemakai kendaraan yang sering tidak menghargai para penyeberang jalan, khususnya mereka yang sudah memakai fasilitas zebra cross.

Padahal, di area zebra cross itu sudah ada traffic light dan sirine penanda ada penyeberang jalan.

Pria yang bekerja di sebuah perusahaan travel agent ini lalu membandingkan perilaku pengguna jalan di luar negeri yang sangat tertib dan menghargai penyeberang jalan.

“Di luar negeri, begitu ada orang menjejakkan kaki di zebra cross, pemakai kendaraan apapun jenisnya, otomatis berhenti. Nggak perlu ada lampu merah apalagi sirine,” tandasnya.

Baik Nisma maupun Hari berharap, masyarakat pengguna jalan, baik pemakai kendaraan maupun penyeberang jalan, memahami dan menghargai orang lain.

“Intinya, bagaimana menghargai hak orang lain untuk merasa aman dan nyaman selama di jalan,” tegas Hari.

Terlalu Tinggi
Keberadaan JPO yang dipasang untuk menjamin keamanan warga nampaknya semakin jarang digunakan.

Seperti terlihat di JPO di Jl Diponegoro, jembatan yang berada di antara RS Wiliam Booth Surabaya dan RS Katolik St Vincentius a Paulo (RKZ).

Halaman
12
Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved