Liputan Khusus Netizen vs Begal
Catat! Ini Titik-titik Rawan Pembegalan di Wilayah Pasuruan
FENOMENA BEGAL MIRIP BALON. Kalau ditekan di satu sisi, mereka akan berkembang di sisi lain.
"Ada peningkatan sekitar 28 persen," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan, M Khoirul Hidayat.
Kasus begal kali ini memang agak luar biasa. Peristiwa pembegalan hampir terjadi tiap hari dalam dua minggu terakhir. Sehari bisa terjadi tiga peristiwa pembegalan di jalan.
Keluhan masyarakat di media sosial soal peristiwa pembegalan juga gencar.
Menurut Khoirul Hidayat, modus pembegalan masih menggunakan cara lama. Pelaku berjumlah tiga sampai enam orang beraksi naik sepeda motor.
Pelaku memepet korban lalu menodongkan senjata. Kemudian pelaku merampas sepeda motor korban.
"Senjata yang digunakan juga model lama, yakni, bondet, celurit, dan pedang. Bondet ini dipakai jaga-jaga kalau ada yang mengejar akan dilemparkan," ujarnya.
Pelaku beraksi secara keliling. Biasanya mulai beraksi setelah maghrib sampai subuh.
Setelah mendapatkan rampasan, mereka tak langsung pulang, melainkan mencari lagi sasaran sehingga ia bisa bawa duit pulang. "Makanya sehari bisa ada tiga peristiwa pembegalan," katanya.
Ada laporan bahwa maraknya begal karena banyak pelaku yang baru keluar dari penjara. Khoirul tidak menampik kabar itu.
Sebab, pelaku yang berhasil ditangkap rata-rata residivis kasus serupa. Mereka para pemain lama.
Menurutnya, pelaku tidak jera karena vonis hukuman yang diberikan terlalu rendah. Hal ini seharusnya menjadi evaluasi di pengadilan.
"Selain itu, banyaknya kendaraan baru di masyarakat juga memancing aksi pembegalan," katanya.
Ia berharap masyarakat tetap tenang dan waspada saat keluar rumah.
Polisi terus berusaha mengejar pelaku dan meningkatkan patroli agar suasana kembali kondusif.
"Fenomena begal ini seperti balon. Kalau ditekan di satu sisi, mereka akan berkembang di sisi lain," katanya.