Citizen Reporter

Bukan Hanya Blantik, Profesi Antik di Pasar Sapi Ini

di antara keriuhan pasar sapi, transaksi penjual dan pembeli, peran blantik hingga tukang paes sapi menjadi keunikan tersendiri di sini...

Editor: Tri Hatma Ningsih
agus buchori/citizen
Lik Di, tukang paes sapi di pasar sapi Jatirogo, Tuban tengah merapikan tanduk sapi 

Reportase : Agus Buchori
Pegiat literasi/tinggal di Lamongan
fb.com/agus nur buchori

TERNYATA banyak profesi yang bisa dijalani bila orang mau sedkit kreatif. Inilah yang penulis saksikan ketika berada di pasar sapi. Tak hanya penjual dan pembeli sapi yang terlibat di dalamnya.

Profesi dominan di pasar sapi adalah blantik atau makelar/broker. Dialah sang penghubung antara pembeli dan penjual sapi di pasar sapi. Mereka akan mencarikan jenis sapi yang diinginkan pembeli  sesuai budget yang ada. Memang perlu pendekatan khusus agar tak menjadi korban blantik nakal.

Blantik ini memang sering dianggap membantu pembeli agar tidak tertipu ketika bertransaksi di pasar sapi meski kadang juga merugikan karena ada saja blantik yang curang.

Saat Jumat (9/9/2016) Pondok Pesantren Karangasem, Lamongan, mencari sapi untuk Idul Adha tahun 2016 ini, kami pun memanfaatkan jasa blantik langganan kami, Kang Sujak, di pasar sapi, Jatirogo, Tuban. Karena sudah langganan, kami sangat terbantu karena tidak perlu repot-repot melakukan tawar menawar dengan para pedagang sapi.

Selain blantik, seperti Kang Sujak, ternyata ada juga profesi lainnya yang penulis temui di pasar sapi ini, yaitu tukang cukur kuku sapi.

Nah, inilah uniknya, karena profesi ini juga laku dan sangat dibutuhkan pedagang yang akan menjual sapinya agar penampilan sapi lebih terlihat rapi dan bersih sehingga sapi akan dihargai lebih tinggi.

Para pemotong kuku sapi ini biasanya merangkap juga sebagai tukang merapikan tanduk sapi. Tanduk yang terlalu panjang akan dipendekkan sehingga sapi terlihat lebih muda.

Lik Di, salah seorang tukang potong kuku dan tanduk sapi di pasar sapi Jatirogo ini, mengaku bila pekerjaannya terlihat sepele, tetapi para pedagang banyak merasakan manfaatnya.

Dengan tarif Rp 25.000 - Rp 30.000 untuk potong kuku  dan bila sekaligus merapikan tanduk, biasanya Lik Di menetapkan tarif Rp 50.000. Dengan harga sebesar itu, dijamin bisa mendongkrak harga jual karena sapi terlihat lebih muda.

Ya, para pedagang sapi,  pembeli sapi, blantik, dan tukang potong kuku sapi bersinergi bersama di pasar sapi. Mereka ikut bertanggungjawab atas lajunya peredaran sejumlah uang yang tak jarang mencapai miliaran rupiah di pasar sapi. Lebih-lebih di momen Idul Adha ini.

 

Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved