Berita Banyuwangi
Dari Campuran Daun-daunan ini Tercipta Batik Alam Banyuwangi Berwarna Cerah dan Tidak Mudah Pudar
Perlahan, Banyuwangi mulai dikenal sebagai kabupaten produsen batik pewarna alami.
Penulis: Haorrahman | Editor: Musahadah
SURYA.co.id I BANYUWANGI - Perlahan, Banyuwangi mulai dikenal sebagai kabupaten produsen batik pewarna alami.
Industri-industi batik di Banyuwangi, kini diarahkan menggunakan bahan-bahan pewarna dari beragam tanaman yang ada di sekitar rumah. Seperti daun krangkong (sejenis kangkung), daun lamtoro, daun mangga, jati, jengkol, kulit kopi, daun ketepeng, putri malu dan kumis kucing.
Pemkab mendatangkan secara khusus desainer nasional yang terkenal di kancah internasional, Merdi Sihombing untuk melatih para perajin batik yang mayoritas adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sekitar 15 hari, Merdi melatih para perajin batik Banyuwangi.
Tapi perlu diketahui, Merdi yang datang ke Banyuwangi ini, bukan Merdi yang mendesain penutup kepala Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Tobasa, Sumatera Utara.
"Itu bukan saya, hanya namanya saja yang sama," kata Merdi.
Merdi yang datang ke Banyuwangi ini, adalah desainer yang terkenal dengan eksplorasi serta mengaplikasikan kesederhanaan masyarakat di pelosok Nusantara dalam kehidupan modern.
Merdi telah meluncurkan buku berjudul 'Perjalanan Tenun', yang berisi perjalanan tenun dari Barat ke Timur Indonesia yakni Batak, Baduy, NTT, Kalimantan dan Papua.
Merdi mengatakan, Banyuwangi memiliki semuanya. Bahan-bahan alam yang bisa dijadikan warna alam, tersedia di Banyuwangi.
"Alam Banyuwangi telah menyediakan bahan-bahan untuk pewarnanya. Perajin batik tidak kesulitan untuk mencari pewarna alamnya," kata Merdi.
Bersama perajin batik, Merdi bereksperimen menggunakan bahan-bahan alam yang jarang digunakan. Seperti daun jati yang telah kering dan berjatuhan, krangkong (sejenis kangkung), putri malu, dan tanaman-tanaman liar yang ada di sekitar.
Dari eksperimen itu, menurut Merdi, batik yang dihasilkan Banyuwangi bisa membongkar filosofi batik alam yang ada selama ini.
Batik alam selama ini dikenal memiliki warna yang pudar, tidak bisa cerah seperti batik yang menggunakan pewarna buatan (kimia).
"Tapi lihat, warna batik alam di Banyuwangi memiliki warna yang cerah. Warna cokelat, hijau, dan lainnya bisa cerah. Ini membongkar filosofi batik alam selama ini," kata Merdi.
Dengan bereksperimen seperti ini, Banyuwangi akan memiliki warna khas yang menjadi andalan dan tidak ada di daerah lainnya.