Citizen Reporter
Blusukan Asyik ke Kampung Perut Ayam Wonokromo Surabaya
komunitas unik ini beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang berkarya dan berkutat seputar perut ayam yang sohor itu..
Reportase : Edwin Purnomo
Petugas Taman Baca Masyarakat RW 1 Wonokromo, Surabaya
SAAT ini jamak menemukan kelompok atau komunitas yang merupakan perwujudan dari kesamaan hobi dan sejenusnya. Meski kelompok atau komunitas ini muncul tanpa sengaja atau terbentuk begitu saja.
Nah, contoh komunitas semacam ini dan terasa sungguh keunikannya adalah kelompok ibu rumah tangga yang sama-sama pekerja sekaligus berkarya. Dan, mereka menamakan komunitas Chicken Stomach (CS) alias komunitas perut ayam.
Tentu ada alasannya kenapa mereka menamakan diri komunitas perut ayam. Tak lain dan tak bukan karena komunitas ini adalah ibu-ibu yang sehari-hari memproduksi jajanan tradisional perut ayam
Bergaya ala-ala anak muda yang sedikit-sedikit memakai bahasa Inggris, iseng-iseng Bu Ani yang didapuk menjadi ketua kelompok ini kemudian menyebut kelompok chicken stomach dan jadilah nama tersebut yang dipakai hingga kini.
Chicken Stomach atau perut ayam, jenis jajanan tradisional yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda inilah yang kini digeluti para ibu di Kampung Wonokromo Surabaya ini.
Di beberapa tempat masih bisa ditemui jajanan ini tetapi sayangnya sudah terlalu banyak modifikasi resep sehingga cenderung kurang sehat. Nah, jajanan perut ayam produksi komunitas CS ini masih menggunakan resep asli warisan dari Khalimah, ibunda dari Bu Ani.
Ibu Khalimah memproduksi jajanan ini yang kemudian diturunkan kepada anak perempuan pertamanya, Sariana. Setelah Sariana meninggal dunia, usaha ini diteruskan oleh adiknya yaitu Sariani atau biasa disapa Bu Ani.
Ternyata Sariani tak sekadar memproduksi perut ayam. Ia mengembangkan kemampuannya melalui buku-buku yang ada di TBM RW 1 Wonokromo. Dari perut ayam kemudian berkembang pada kue jenis lainnya, seperti cake, brownies, tart, dan lain-lain.
Sayangnya anak-anak Sariani tak ada yang tertarik memelajari kue perut ayam ini. Beruntung adik iparnya, Suriah, dan tetangganya, Kalimah, bersedia menimba ilmu ihwal jajanan perut ayam.
Mereka dan beberapa ibu lainnya tak lelah terus memproses perut ayam. Bahkan rumah produksi di Wonokromo Tengah dan Karangrejo, Surabaya ini sempat ditabalkan sebagai kampung perut ayam.
Saat ini Bu Ani dan kawan-kawan masih terus memproduksi perut ayam yang biasanya dipasarkan di Pasar Kembang dan sekitarnya.
Di saat senggang Bu Ani memanfaatkannya dengan membaca buku-buku resep untuk menambah wawasan dan referensi baik bagi dirinya ataupun untuk anggota CS lainnya.
Ingin tahu keseruan dan keistimewaan jajanan produksi Genk CS ini? Ngeluyur saja ke kampung perut ayam di Jalan Wonokromo Tengah III nomor 9 Surabaya.