Lebaran 2016
Kisah Petugas Pos Kesehatan Stasiun, Ely Pernah Dianggap Perawat Tak Profesional
"Ada kebanggan tersendiri bisa membatu orang sakit saat mau mudik. Bangga bisa memberikan mereka pertolongan pertama," katanya.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Sebuah ruangan berukuran sedang di sudut Stasiun Gubeng Surabaya ini sangat ramai dikunjungi orang setiap kali musim arus mudik maupun balik.
Ruangan ini merupakan posko kesehatan berfungsi memberi pelayanan bagi pemudik yang mengalami gangguan sebelum atau sesudah perjalanan.
Memasuki ruangan ini, terlihat dua petugas jaga posko kesehatan yang menyambut dan melayani dengan ramah. Tak lama, kedua petugas ini mempersilahkan duduk.
Posko ini dilengkapi dengan beberapa alat kesehatan, semisal, alat cek darah, kursi roda, dan tabung oksigen.
Fasilitasnya pun tak kalah dengan puskesmas. Posko ini juga disediakan satu dokter jaga oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Kepada Surya.co.id, Manajer Posko Kesehatan Stasiun Gubeng Muhammad Wahyu (31) mengatakan, posko ini melayani setiap keluhan pemudik yang merasa sakit sebelum atau sesudah perjalanan.
"Apapun penyakitnya, kami berusaha memberikan pertolongan pertama kepada mereka yang membutuhkan," katanya saat ditemui Minggu (10/7/2016) siang.
Wahyu mengatakan, pihaknya menyediakan berbagai macam obat dari beberapa penyakit semisal mual, pusing, batuk pilek, dan demam.
"Di posko, kami menyediakan obat ringan semisal demacolin, paracetamol, dan masih banyak lagi. Obat di sini sifatnya hanya mengurangi rasa sakit sementara saja, karena aturannya kami hanya boleh memberikan obat yke pasien maksimal dua hari," terangnya.
Untuk lebih dari itu, dikatakan Wahyu, pihaknya tidak memiliki wewenang. Jika kondisi pemudik memang sangat kritis atau tidak memungkinkan dirawat di posko, pihaknya akan merujuk ke rumah sakit terdekat.
"Kami akan rujuk pemudik yang kondisinya memang sangat parah. Mereka akan kami antar ke rumah sakit, cuma urusan biaya memang ditanggung pemudik dan keluarganya, " jelasnya.
Ia mengatakan, pihaknya hanya memberikan pelayanan gratis bagi yang dirawat di posko kesehatan stasiun. Bagi yang dirujuk semua tanggung jawab ada di pemudik itu sendiri.
"Kalau pemudik itu sakit akibat kesalahan dari kereta semisal korban kecelakan atau apalah itu pasti ditanggung. Lah kalau sakitnya sudah dialami pemudik sebelum naik kereta ya bukan tanggung jawab kami," tuturnya.
Wahyu menjelaskan, selama empat tahun menjadi dokter posko pelayanan di stasiun sudah banyak pengalaman yang didapatkannya. Ia mengaku pernah menolong pemudik yang mengalami sakit kepala berat.
Waktu itu pemudik dirujuk ke rumah sakit, tapi keluarganya tidak mau dan tidak percaya kalau yang bersangkutan sakit.