Ujian Nasional 2016
Peserta UNBK SMP Nangis saat Waktu Habis, Soal Ujian Belum Selesai Semua Dikerjakan
#Surabaya - Waktu 2 jam setiap ujian dianggap kurang bagi sebagian peserta UNBK SMP.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id I SURABAYA - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di hari kedua memasuki hari kedua. Waktu 2 jam setiap ujian dianggap kurang bagi sebagian siswa.
“Soalnya susah, beda sama di buku detik-detik dan saat simulasi, Kalau saya lihat mirip ujian sekolah di Jakarta yang saya browsing untuk latihan soal,” aku siswa SMPN 2 Surabaya, Bing Agung (16) usai mengerjakan soal ujian.
Ia mencontohkan sejumlah operasi bilangan yang tidak pernah keluar saat simulasi.
Seperti operasi bilangan mencari angka dari suatu akar yang harus di kalikan atau dibagi dengan hitungan lainnga.
“Yang sama itu soal persamaan variabel, tetapi nggak banyak. tadi ada teman yang nangis juga saking saat selesai waktunya dia belum selesai mengerjakan,” lanjutnya.
Menurutnya permasalahan log out otomotis, jaringan lemot, bahkan tidak diterimanya token saat login juga mewarnai UNBK.
Dua temannya harus pulang 15 menit lebih lama dibandingkan lainnya karena tidak bisa log in tepat waktu karena tokennya ditolak. “Sampai ganti token 3 kali, tetapi sudah diselesaikan sama proktornya," lanjutnya.
Guru matematika SMPN 2 Surabaya Kusdiana menjelaskan sejumlah siswanya juga sempat bercerita soal matematikanya berbeda dengan selama ini dipelajari. Tapi, ini hanya persepsi anak.
“Siswa sekarang itu banyak yang pinginnya sama jenis-jenis soalnya. Padahal biasanya jenis soal yang sama dikembangkan dan itu mereka banyak yang kesulitan,” jelasnya.
Menurutnya siswa hanya merasa kesulitan karena terlalu tegang dengan pelaksanaan ujian. “Ada emang yang grogi bahkan sampai muntah karena khawatir, makanya kami selalu menyiapkan siswa sebelum ujian di ruangtransit agar lebih rileks,” tuturnya.
Kepala SMPN 2 Surabaya, Soeparno menjelaskan permasalahan teknis disekolahnya sudah berkurang dibandingkan sebelum simulasi. Hari kedua ini hanya diwarnai dengan telatnya rilis token oleh pusat pada sesi pertama.
“Proktornya sudah professional dan terlatih jadi responnya cepat, mereka juga saya himbau untuk menenangkan anak-anak kalau memang ada permasalahan teknis,” terangnya.
Di SMPN 2 Surabaya, digunakan 120 komputer utama dengan 3 server utama dan 1 server cadangan. Dan dilaksanakan sebanyak 3 sesi dalam 3 ruang untuk 341 siswanya.
Telatnya rilis token juga dialami SMP TAruna Jaya 1 yang menumpang di SMAN 9 Surabaya.
Lalu, karena pembiasaan yang diterapkan ke siswa, penundaan dimulainya UNBK sesi pertama itu tidak menimbulkan kepanikan.
“Berhubung kami tidak boleh masuk, tetapi pembekalan pada pengawas dan proktor kalau situasinya berbeda dengan gladi bersih diminta tenang,” terang Wardikin, kepala SMP Taruna Jaya 1.