Kriminalitas di Surabaya

Pembunuh Kehabisan Bensin Saat Hendak Kabur

"Saya sempat cari bensin dulu, kemudian kabur ke Probolinggo bawa sepeda motor saya itu. Jadi, saya tidak ikut membunuh," dalihnya.

Penulis: M Taufik | Editor: Yuli
m taufik
Aziz Harianto, terdakwa pembunuhan usai menjalani sidang di PN Surabaya, Rabu (12/8). 

SURYA.co.id | SURABAYA - "Dua celurit yang dipakai untuk menghabisi nyawa Timbul memang milik saya. Tapi, celurit itu dipinjam oleh Hasan dan Mat Saat. Saya tidak ikut sama sekali. Jangankan membacok, memukul saja saya tidak sama sekali."

Pernyataan itu disampaikan Aziz Harianto (37), tukang jahit asal Probolinggo yang tinggal di Jemur Wonosari Surabaya saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu (12/8/2015) siang.

Aziz adalah terdakwa perkara pembunuhan sadis terhadap Timbul, warga Jemur Wonosari gang Lebar. Pembunuhan itu dilakukan bersama Mat Saat dan Hasan (anak Mat Saat),

Dalam sidang kali ini, majelis hakim yang dipimpin hakim Maratua Rambe memberi kesempatan Aziz untuk membeberkan semua hal terkait pembunuhan itu.

Aziz pun kemudian menceritakan satu persatu kisah yang dialaminya dalam persitiwa penyerangan terhadap keluarga Timbul, 25 Februari 2015 lalu.

Pria berkacamata tebal ini memulai cerita dari hubungannya dengan Timbul.

Dia mengaku pernah buka usaha jahit di Jalan Jemurwonosari gang Lebar dengan menyewa lokasi milik Timbul.

Sampai pada akhirnya, kontrak tidak bisa diperpanjang dan dirinya kembali pulang ke desanya di Probolinggo.

“Pas di Probolinggo, saya mendapat kabar dari Hasan bahwa dia habis dipukuli oleh Timbul bersama adik dan anaknya yang bernama Hari. Kemudian, saya bersama ayahnya Hasan (Mat Saat) bermaksud ke Surabaya untuk menanyakan persoalan itu ke Timbul,” ujar Aziz.

Ketiganya lantas menuju Surabaya. Mereka sampai di Kota Pahlawan sekitar pukul 19.00 WIB.

"Sebelum ke rumah Timbul, mereka terlebih dulu mampir dulu di kontrakan. Di situ, Mat Saat dan Hasan lantas meminjam celurit milik Aziz. “Ziz mana celurit, mana,” imbuh Aziz menirukan perkataan Mat Saat.

Hasan dan ayahnya kemudian mendatangi Timbul. Tapi, mereka terlebih dulu bertemu dengan Sampurno. “Entah bagaimana, saya kemudian mendengar suara ramai-ramai. Ternyata Mat Saat sudah duel dengan anak Timbul yang bernama Hari,” lanjutnya.

Pertarungan semakin menjadi ketika istri dan anak Timbul lainnya keluar rumah dan mendekat. Aziz mengaku sempat melihat Timbul memukul Hasan menggunakan balok dan linggis. Kemudian Mat Saat berusaha membantu anaknya dengan menyabetkan celurit yang dibawanya.

Melihat itu, Aziz juga sempat berusaha membantu. Dia mengaku berusaha mencari pentungan, tapi sebelum dapat sudah disamperin sama Mat Saat dan Hasan untuk diajak kabur. “Ayo Ziz lari, dua orang sudah saya bunuh,” imbuhnya menirukan Mat Saat saat mengajaknya kabur.

Aziz, Mat Saat dan Hasan kemudian meninggalkan lokasi dengan berboncengan mengendarai satu sepeda motor milik Aziz. “Kami kabur kearah Rungkut Industri. Tapi pas di kawasan pabrik itu sepeda motor saya kehabisan bensin.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved