Kampanye Cinta Putih
Ratusan Anak di Surabaya Minum Susu, Bisa Cegah Epilepsi
Bisa cegah epilepsi, dokter juga bilang sebelum sekolah anak yang minum susu akan jauh lebih cepat menyerap materi pelajaran,
Penulis: Magdalena Fransilia | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Ratusan bocah pendidikan anak usia dini (PAUD) ramai-ramai minum susu di gedung serba guna dan olah raga RW VIII Bronggalan 1 Surabaya, Senin (1/6/15/2015).
Tawa ceria mereka tergambar saat hendak meminum sebotol susu coklat ukuran 140 mili liter yang dibagikan oleh panitia.
Meski duduk berdesakan di lantai dan hanya dilapisi selembar koran, 250 murid PAUD usia 2-4 tahun yang berasal dari 10 PAUD di Kelurahan Pacar Kembang itu bersama orangtua dan gurunya sangat antusias mengikuti rangkaian acara mulai dari mewarnai hingga melihat penampilan badut.
Minum susu masal ini sebagai bagian peringatan hari minum susu sedunia sekaligus hari anak internasional yang jatuh tepat pada 1 Juni.
Keprihatinan terhadap rendahnya angka konsumsi susu di Indonesia mendapat perhatian khusus dari Surabaya Neuroscience Institute (SNEi) dan Rumah Sakit Husada Utama khususnya yang menangani divisi pediatrik (bedah saraf anak).
Selain fungsi susu menunjang tumbuh kembang anak, susu ternyata juga bisa mencegah penyakit epilepsi. Dari data yang dihimpun Surya, konsumsi susu di Indonesia lebih rendah dibanding Negara lain di Asia meski angka itu perlahan naik pada 2007.
Pada 2010, konsumsi susu di Indonesia 11,95 liter/kapita per tahun sedangkan pada 2011 naik menjadi 12,85 liter/kapita per tahun. Tapi di Negara lain seperti Malaysia tembus 50,9 liter/kapita per tahu, India 47,1 liter/kapita per tahun, Singapura 44,5 liter/kapita per tahun.
Sementara masa emas anak ada pada usia 0 – 5 tahun wajib mendapat asupan gizi yang cukup.
“Kalau sudah berusia diatas 12 tahun pertumbuhan otak melambat menjadi hanya sekitar 5 persen saja,” ungkap dr Wihasto Suryaningtyas spesialis bedah saraf anak RS Husada Utama pada Surya, Senin (1/6). Baginya susu merupakan bahan baku mengembangkan otak sebagai ivestasi masa depan pada tahun emas anak.
Susu tidak tergantikan kandungan AA, DHA, Spinomielinnya yang berperan membentuk syaraf di otak. Bila seorang anak gampang sakit maka akan menurunkan kemampuan otaknya, satu di antaranya penyakit epilepsi.
Rendahnya angka minum susu malah ditambah dengan tingginya angka epilepsi pada anak di Indonesia. Data menunjukkan angka kasus penyakit saraf anak yang ditangani lewat operasi meningkat per tahunnya. RSUD dr Soetomo Surabaya dalam 1 bulan menangani 86 kasus epilepsi anak.
Penderita terbanyak epilepsi berada pada usia 1-6 tahun dengan prosentase 46,5 %. Jumlah penderita penyakit epilepsi terus meningkat dipengaruhi jumlah penduduk yang meningkat pula di suatu daerah. Sebab angka epilepsy itu menyerang sekitar 1-2 persen penduduk di suatu daerah.
Epilepsi bisa terjadi kapan saja pada anak. Beda dengan penyakit step yang didahului suhu badan tinggi. Pemicu epilepsi, di antaranya karena kelelahan dan kurang tidur.
"Anak-anak biasanya suka main video game, lalu ipad dan sejenisnya. Tanpa sadar mereka kelelahan melihat cahaya yang ditangkap mata. Mata itu jendela otak, sehingga bila mata lelah kinerja otak menurun lalu mengganggu fungsi saraf lainnya," tambah dr Wihasto.
Untuk itulah, peran susu penting bukan untuk mengobati, tapi lebih pada mencegah. Otak butuh asupan yang cukup agar tak mengalami akibat dari epilepsi yakni keterlambatan berbicara, menurunkan kecerdasan dan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang lainnya.