Ingin Tampil Beda dengan Bermain Drum

SURYA.CO.ID | SURABAYA - Berawal dari kesukaan menggebuk meja atau kotekan bersama kawan-kawan lelakinya, Karina Ratnaprilia (19) akhirnya menjadi penggepuk drum.

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, gadis berkulit sawo matang ini sudah meraup prestasi sebagai drumer. Juara 1 kompetisi Solo Drum se-Surabaya menjadi prestasi pertamanya. Kemudian menjadi The Best Drumer dalam komunitas indie di Sidoarjo Tahun 2010.

Dalam kacamata Karina Ratnaprilia, wanita adalah sosok yang suka menggosip dan ribet. Namun Karin (19) berusaha lepas dari stereotip tersebut dan bermain drum menjadi salah satu jalan yang ditempuh.

"Belajar drum itu adalah menjadi titik pusat kendali dalam sebuah band karena memegang tempo," ucap Karin saat ditemui Surya, Kamis (2/4/2015).

Ia ingin membuktikan bahwa drum bisa dimainkan oleh perempuan. Bahkan bermain drum sudah seperti nikotin baginya. Saat ini, ditengah kesibukan kuliah Karin juga menyempatkan belajar karawitan di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.

Menurutnya, belajar karawitan tak jauh berbeda dengan drum. "Disitu kan saya harus jaga tempo dan pastinya mainnya juga harus dipukul," tutur Karin. Terlepas dari itu, Karin ingin ke Jepang, memperkenalkan budaya Indonesia.

Ia berharap untuk ke depannya bisa menjadi guru drum karena tak banyak guru drum perempuan di Indonesia. Uniknya, gadis ini sama sekali tidak punya influence drumer perempuan. Ia sangat mengidolakan Yoyo dari Padi, sedang dari manca negara lebih memilih Cobus Potgieter.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok. LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA