Jika Dijajar, Naskah Jawa Kuno di Universitas Leiden Sepanjang 12 Km

Menurut Prof Carel Stolker, naskah kuno di kampusnya hampir setara dengan 12 kilometer deretan buku.

Editor: Yuli
zoom-inlihat foto Jika Dijajar, Naskah Jawa Kuno di Universitas Leiden Sepanjang 12 Km
britishlibrary.typepad.co.uk
LANGKA - Naskah Jawa kuno seperti ini tidak hanya tersimpan di Belanda tetapi juga Inggris. Gambar ini bagian dari Serat Selarasa tertanggal 24 Sapar 1731 atau 4 Juni 1804. Perpustakaan Nasional Inggris sudah menyalinnya ke versi digital.

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni

SURYA Online, YOGYAKARTA - Ribuan naskah kuno dari Yogyakarta di Belanda jika ditata sejajar bisa sepanjang 12 Km. Itu diungkapkan Rektor Universitas Leiden, Profesor Carel Stolker, saat berkunjung di Gedhong Jene Keraton Kesultanan Yogyakarta, Kamis (27/2/2014). Stolker ke Yogyakarta untuk bertemu Gubernur DIY sekaligus Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"There's a large collection of Indonesian documents. Its like twelve kilometers of books. (Ada banyak sekali koleksi dokumen kuno Indonesia yang tersimpan di Leiden. Jika dijajar, hampir setara dengan 12 kilometer deretan buku)," tutur Prof Carel Stolker.

Universitas Leiden di Belanda, kata dia, belum lama ini bahkan mendapatkan sumbangan naskah kuno lagi dari Amsterdam untuk memperkaya koleksinya. Itu karena Universitas Leiden memiliki jurusan yang khusus mempelajari budaya timur, budaya Asia. Bahkan, banyak peneliti dari seluruh dunia, termasuk dosen dari Indonesia yang datang ke Leiden untuk mempelajari naskah itu.

Namun, ketika ditanya apakah Leiden berkenan mengembalikan naskah naskah itu ke Yogyakarta, Stolker tak menjawabnya. Ia justru menjelaskan, pihaknya kini fokus melakukan digitalisasi sebanyak mungkin naskah yang kondisinya sangat rapuh itu.

Bahkan, mereka tengah merancang sebuah pusat studi Asia yang menyimpan koleksi naskah itu semua. Dengan demikian, isi naskah kuno yang merupakan sejarah bersama Indonesia dan Belanda bisa diakses oleh semua pihak. Baik untuk kepentingan pemerintahan Indonesia maupun Belanda.

"Kami digitalisasikan sebanyak mungkin, dan kami unggah ke internet, meskipun itu membutuhkan biaya yang sangat mahal, sehingga semua bisa membacanya," tutur Stolker. Ia juga menegaskan, sebagian besar naskah yang tersimpan di Leiden merupakan naskah berbahasa Belanda. Jadi sudah semestinya, naskah itu berada di sana.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved