Berita Viral

Kisah Hisyam Nyaris Jadi Korban Bus Maut di Probolinggo, Kini Sebatang Kara, Orangtua dan Adik Tewas

Kesedihan Hisyam Al Azzam masih terlihat jelas. Dia adalah anak korban tewas kecelakaan bus maut di Probolinggo, Minggu (14/9/2025).

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Humas Pemprov Jatim/Satlantas Polres Probolinggo
YATIM PIATU - (kiri) Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memeluk Hisyam, anak korban tewas kecelakaan bus jalur Bromo, di rumahnya di Desa Serut Kecamatan Panti, Jember (15/9/2025). (kanan) Bus PO INDS’88 Trans bernopol P 7221 UG membawa 55 pegawai RS Bina Sehat Jember, yang mengalami kecelakaan maut di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Minggu (14/9/2025) siang 

SURYA.CO.ID - Kesedihan Hisyam Al Azzam masih terlihat jelas. 

Tatapan matanya pun kosong saat menyambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang datang melayat ke rumahnya di Desa Serut Kecamatan Panti, Jember (15/9/2025).

Gubernur Khofifah memeluk tubuh mungil bocah yang kini sebatang kara itu.

Anak berusia 10 tahun ini tak hanya kehilangan orangtuanya, Hendra Pratama dan Wardatus Soleha, tetapi juga adiknya, Aiza Fahrani Agustin.

Mereka tewas dalam kecelakaan bus rombongan staf RS Bina Sehat Jember, di jalur Bromo, Minggu (14/9/2025).

Dia hanya menangis dan tampak bingung ketika melihat jenazah orang tua dan adiknya diturunkan dari ambulans dan hendak dishalatkan lagi di masjid di Desa Serut, Kecamatan Panti, Jember.

Kakak kandung Hendra, Lusiana Agustin, mengungkapkan bahwa keponakannya itu sempat diajak ke Bromo, tetapi menolak sehingga adiknya yang ikut berlibur.

"Ini diajak tapi dianya yang enggak mau," ujar Lusiana, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Baca juga: 3 Keberatan Keluarga Bos Bank Plat Merah ke Penyidik Polda Metro, Minta Dijerat Pembunuhan Berencana

Ia mengungkapkan bahwa keponakannya itu akan tinggal bersama nenek dan kakek dari ibunya di Desa Serut, sesuai permintaan Hisyam.

"Maunya ikut sama pihak Mbak Wardah karena sekolahnya ngajinya juga di situ," ujarnya, Senin (15/9/2025).

Anak yang duduk di bangku kelas 4 SD itu sejak kecil memang tinggal bersama orangtuanya di desa tersebut.

Lusiana berharap, biaya pendidikan ponakannya itu benar-benar ditanggung oleh Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS), seperti yang telah diucapkan Direktur Utamanya, dr Faida.

Lusiana telah menerima takdir yang menimpa adik dan keponakan perempuannya.

Di tengah kesedihannya, Hisyam mendapatkan santunan dari berbagai pihak. Hisyam telah menerima santunan dari Jasa Raharja sebesar Rp 100 juta dan uang pesangon ayahnya dari RSBS sebesar Rp 72,6 juta.

Selain itu, Hisyam mendapatkan santunan dari Pemerintah Provinsi Jatim sebesar Rp 10 juta dan uang klaim BPJS Ketenagakerjaan Hendra sebesar Rp 142,8 juta. Biaya pendidikannya sampai perguruan tinggi pun ditanggung oleh RSBS Jember.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved