Gunung Kelud Meletus
Jutaan Bibit Lele Mati
Saat Gunung Kelud meletus, abu dan pasirnya mengguyur kolam-kolam pembenihan dengan ketebalan sekitar sekitar 3 cm.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Wahjoe Harjanto
SURYA Online, KEDIRI - Jutaan bibit ikan lele yang dibudidayakan masyarakat di sentra pembenihan di Desa Puhjarak, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, mati karena kolamnya tercemar abu dan pasir vulkanik Gunung Kelud.
"Kematian benih lele diduga karena abu dari Gunung Kelud mengandung belerang. Setelah air kolam kemasukan, bibit lele tidak kuat akhirnya mati," ungkap Iman Lesmana (47), Sekretaris Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Lestari, Sabtu (22/2/2014).
Saat Gunung Kelud meletus, abu dan pasirnya mengguyur kolam-kolam pembenihan dengan ketebalan sekitar sekitar 3 cm. Apalagi sentra benih lele ini jaraknya hanya sekitar 40 Km dari puncak Gunung Kelud.
Sebenarnya petani benih ikan lele telah mengantisipasi dengan mengganti air kolam namun kebetulan listrik di wilayah Plemahan sempat padam selama 11 jam.
Anggota kelompok pembenih ikan lele Mina Lestari memiliki 30 anggota, 15 orang di antaranya mempunyai kolam pembenihan dan setiap kolam rata-rata berisi sekitar 100.000 ekor bibit. Musibah itu membuat peternak rugi rata-rata Rp 5 juta - Rp 6 juta.
Kematian bibit lele ini juga menimpa daerah sentra pembenihan di Kecamatan Pare dan Gurah. Kabupaten Kediri selama ini dikenal sebagai pemasok bibit lele yang dikirim ke sejumlah daerah hingga Kalimantan dan Sulawesi.
Para peternak benih lele berharap pemerintah memperhatikan nasib pembudidaya ikan lele yang terkena dampak meletusnya Gunung Kelud karena dengan berkurangnya pasokan benih bakal mengurangi produksi ikan lele.