Warung Remang-Remang di Jalur Madiun - Ngawi Dibersihkan
Selain itu, Agus mengungkapkan jika selama ini Pasar Muneng sejak puluhan tahun lalu berubah fungsi menjadi ajang prostitusi liar
Penulis: Sudarmawan | Editor: Satwika Rumeksa
SURYA Online, MADIUN-Sedikitnya tujuh warung remang-remang dari sekitar 35 bangunan warung dan gubuk di kawasan pasar Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun yang berada di pinggir jalur utama Caruban (Kabupaten Madiun) menuju Kabupaten Ngawi dibongkar petugas gabungan Satpol PP Pemkab Madiun dan Polsek Pilangkenceng, Senin (16/12).
Warung remang-remang itu, selama ini dijadikan tempat prostitusi terselubung oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, aksi pembongkaran warung itu, menyusul saat penertiban sepekan lalu, Satpol PP, TNI dan Polri berhasil mengamankan sebanyak 15 Pekerja Seks Komersial (PSK) yang mangkal di sejumlah warung yang kerap disebut warga sebagai warung ayu itu.
Kepala Satpol PP Pemkab Madiun, Agus Budi Wahyono mengatakan pembongkaran sejumlah warung itu dilakukan setelah ada laporan dari masyarakat yang merasa resah atas keberadaan warung yang dijadikan tempat prostitusi liar itu.
"Kami terpaksa membongkar bangunan ini agar fungsi Pasar Muneng ini, kembali kepada fungsinya semula sebagai tempat jual beli. Bukan untuk praktek prostitusi terselubung," terangnya kepada Surya, Senin (16/12/2013).
Selain itu, Agus mengungkapkan jika selama ini Pasar Muneng sejak puluhan tahun lalu berubah fungsi menjadi ajang prostitusi liar. Pasar mulai dipenuhi bangunan warung yang isinya sejumlah PSK. Para PSK itu didominasi warga luar daerah. Diantaranya berasal dari Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Kediri, Nganjuk, Jombang, Madiun, Ngawi dan Blora, Jawa tengah dengan jumlah mencapai sekitar 40 orang.
"Kalau kemarin pas dirazia baru menjaring 15 orang PSK," imbuhnya.
Sementara Kapolsek Pilangkenceng, AKP Sumarji yang ikut ke lokasi bersama sejumlah anggotanya menegaskan pihaknya akan terus mengecek terhadap seluruh bangunan warung dan gubuk liar itu setiap saat dengan sistem patroli petugasnya secara rutin. 
"Usai ditertibkan, kami akan terus bergerak memonitor perkembangannya. Data kami ada 68 warung plus gubuk milik 35 orang. Tadi baru dibongkar tujuh tempat," pungkasnya.