Apartemen Jadi Surga Narkoba
Terapkan Metode Watch Dog Untuk Awasi Penghuni Apartemen
Tetangga sebelah kamar saja belum tentu kenal. Apalagi sesama penghuni beda lantai.

Tetangga sebelah kamar saja belum tentu kenal. Apalagi sesama penghuni beda lantai.
Dalam sistem sosial yang lepas ini, semua penyimpangan sosial tumbuh subur.
“Jadi bukan bukan hanya narkoba, tapi juga bisa perselingkuhan, prostitusi dan sebagainya.
Ini bedanya dengan di kampung. Ada warganya yang tidak ikut kerja bakti saja pasti ketahuan.
“Lha kalau di apartemen? Tidak akan ada yang tahu dan memang tidak mau tahu kita melakukan penyimpangan sosial. Di kamar itu penghuni bisa melakukan apa saja asal tidak sampai menggangu penghuni di sebelahnya. Cuek dan acuh itu bentuk dari impersonal dari pembangunan kota metropolis,” tegasnya.
Membatasi privasi apartemen, kata pasti sulit dilakukan. Alasannya apartemen merupakan bisnis properti sekaligus jasa layanan.
Sederet aturan seperti larangan terkait narkoba dan asusila, tidak akan mempan.
Kalau ada apartemen yang sampai membuat aturan terlalu ribet, jelas tidak akan laku.
Solusi yang paling mungkin, kata Bagong, adalah menerapkan metode watch dog atau anjing penjaga.
Manajemen apartemen memiliki sistem keamanan yang peka untuk mendeteksi penyimpangan, terutama narkoba.
Tentu sistem ini tidak perlu dituangkan dalam aturan tertulis.
Kenapa begitu? Karena sudah ada perundang-undangan yang mengatur masalah narkoba.
Di sana jelas penyalahgunaan narkoba adalah pidana. Jadi istilahnya managemen hanya tinggal mengaktifkan alarm saja.
“Garda depan sistem ini adalah petugas keamanan apartemen. Petugas tersebut dilatih khusus untuk mendeteksi penghuni yang diduga kuat terlibat masalah narkotika. Dengan metode ini, eksklusifitas dan privasi apartemen tetap bisa berjalan. (idl/ab/ook)