Es Dawet Jabung Jos Tenan…

Siraman dawet ternyata memulihkan semua luka di tubuh warok Suromenggolo. Kini, dawet Jabung menjadi kuliner andalan warga Desa Jabung!

Editor: Tri Hatma Ningsih
zoom-inlihat foto Es Dawet Jabung Jos Tenan…
Ratna Koerniawaty

Oleh : Ratna Koerniawaty  
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
koerniawatyratna@yahoo.co.id



Ponorogo selain sebagai kota Reog, juga terkenal pondok modern Darussalam Gontor dan pemandangan indah telaga Ngebel. Tak hanya sebagai tempat kesenian dan wisata saja, Ponorogo juga menyimpan kekayaan kuliner daerah yang khas. Salah satunya sempat saya cicipi, yakni es dawet jabung. Sekilas es dawet ini tidak berbeda dengan dawet lainnya. Namun, minuman khas Desa Jabung di Kecamatan Mlarak, Ponorogo itu dibuat dari tepung aren yang kemudian diolah menjadi dawet. 

Yang menjadikan citarasa es dawet jabung ini berbeda adalah kuah dawetnya bukan air matang biasa, tetapi air santan kelapa muda yang dicampur dengan gula aren dan sedikit garam. Untuk memperkaya citarasa es dawet Jabung, biasanya diimbuhi dengan tape ketan dan irisan buah nangka. Semua bahan dicampur, disuguhkan dalam mangkok, ditambah potongan es batu dan cocok dinikmati di siang hari yang panas. Hmmm mantap!

Suasana khas Jabung kian terasa karena pembeli duduk mengelilingi penjual dawet yang duduk di tengah-tengah, sembari menunggu giliran mendapatkan semangkok es dawet, pembeli bisa mencicipi ragam gorengan, seperti pisang, tahu, tempe, trimbil, hingga jajanan khas desa lainnya, macam nagasari. Suasana itulah yang membuat pembeli tidak terasa bisa menambah es dawet untuk mangkok kedua hingga ketiga. Apalagi harga per mangkoknya relatif cekak, hanya Rp 1500- hingga Rp 2000 saja. 

Kemahsyuran dawet Jabung yang tidak pernah sepi dari pengunjung berkaitan erat dengan legenda warok Suromenggolo yang merupakan tangan kanan Raden Bhetoro Katong, bupati pertama Ponorogo. Diceritakan suatu hari Warok Suromenggolo terlibat perang tanding melawan Jin Klenting Mungil yang menguasai gunung Dloka dan mempunyai pusaka andalan yaitu Aji dawet upas. 

Konon, ajian ini berbentuk cendol dawet yang terbuat dari mata manusia. Bila terkena ajian dawet upas seketika tubuh warok Suromenggolo menderita luka bakar dan ia pingsan seketika. Warok Suromenggolo akhirnya ditolong oleh seseorang pengembala sapi bernama Ki Jabung, setelah diguyur dawet buatan Ki Jabung, seketika luka yang diderita Warok Suromenggolo sembuh, bahkan dapat mengalahkan Jin Klenting Mungil dan Jin Gento. Sebagai ungkapan terima kasih, Warok Suromenggolo bersabda, kelak masyarakat Desa Jabung akan hidup makmur karena berjualan dawet. 

Sekarang hampir seluruh warga Desa Jabung berjualan dawet meski hanya warung dawet sederhana, namun rata-rata kehidupan mereka berkecukupan. Lantaran itulah, sebagai sentra usaha dawet, Jabung menjadi salah satu tujuan wisata di Ponorogo.


Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved