Karapan Sapi Lebih Baik Ditunda

Lebih baik ditunda dulu hingga ada kesepakatan bersama antar para pemilik sapi yang ada di empat kabupaten di Madura

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Rudy Hartono
SURYA Online, BANGKALAN - Desakan perhelatan karapan sapi tanpa kekerasan menimbulkan pro dan kontra dikalangan pemikik sapi kerap.

Pemilik sapi kerap, H Tohir, warga Desa Sangra Agung Kecamatan Socah mengatakan, karapan sapi lebih baik ditunda sambil menunggu keputusan Gubernur Jatim H Soekarwo.

"Lebih baik ditunda dulu hingga ada kesepakatan bersama antar para pemilik sapi yang ada di empat kabupaten di Madura," tutur H Tohir, pemilik sapi kerap berjuluk Gagak Rimang kepada Surya, Kamis (27/9/2012).

H Tohir mengaku, sangat setuju dengan penundaan karapan sapi yang akan digelar di Pamekasan untuk memperebutkan Piala Presiden.

"Kapan karapan sapi digelar, masih menunggu instruksi gubernur," katanya.

Pria yang sudah berkecimpung di dunia karapan sapi mulai tahun 1975 itu menyatakan, sangat beresiko jika karapan sapi dipaksakan digelar sebelum ada kesepakatan.

"Apakah tetap menggunakan kekerasan apa tidak?. Lebih baik ditunda dulu jika masih ada yang pro dan kontra, karena sangat riskan," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Olahraga Karapan Sapi Bangkalan (porkesap) H Ainur Rofik mengungkapkan, lebih setuju jika perhelatan karapan sapi tanpa menggunakan kekerasan.

"Sudah pasti (karapan sapi) akan memakan waktu lama jika masih menggunakan kekerasan. Karena sapi selalu berontak di garis start," jelasnya.

Pemilik sapi kerap berjuluk Kembar Sakti itu mengatakan, sejatinya karapan sapi itu awalnya adalah hiburan rakyat.

"Nilai budayanya hilang jika sudah menggunakan kekerasan," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved