Pengobatan Alternatif Banyak Menyesatkan
Pemkot Kediri mengaku tidak mempunyai wewenang untuk menertibkan pengobatan alternatif yang kini kian menjamur.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Tutug
"Klinik pengobatan alternatif semakin menjamur bak jamur di musim hujan. Ironisnya operasinya tak pernah dipantau aparat pemerintah," ungkap
Sukarmin (50) warga Kota Kediri kepada Surya, Minggu (10/6/2012).
Sukarmin mencontohkan klinik yang menjanjikan pembesaran alat vital merupakan pembohongan publik yang sangat menyesatkan. Namun ironisnya klinik tersebut tak pernah mendapat teguran.
"Di kota lain sudah pernah jatuh korban malapraktik pengobatan alternatif," bebernya. Contoh lainnya, ada klinik alternatif dalam promosinya mampu mengobati segala jenis penyakit manusia. "Dokter saja ada spesialisnya, masak alternatif dapat mengobatsi segala jenis penyakit. Promosi semacam ini jelas menyesatkan," ungkapnya.
Supaya praktik alternatif itu tidak merugikan dan semakin menyesatkan, aparat pemerintah harus berani melakukan penertiban. "Sebelum ada korban, kami mendesak klinik yang menyesatkan itu ditutup saja," tandasnya.
Wali Kota Kediri dr Samsul Ashar menjelaskan, izin klinik pengobatan alternatif izinnya tidak melalui Pemkot Kediri. Izin klinik pengobatan tersebut melalui Departemen Kehakiman.
"Kalau mau menertibkan mestinya instansi yang mengeluarkan izin yang harus bertindak," jelasnya.