Gedung Rp 8,1 Miliar, Dilengkapi Pengolah Limbah
Puskesmas Sukodono bakal berstatus sebagai puskesmas plus. Semua pasien akan menerima pelayanan berstandar manajemen mutu internasional (ISO). Puskesmas ini bakal menempati gedung megah di Jl Raya Sukodono, Desa Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, yang dibangun dengan dana Rp 8,1 miliar.
MUSTAIN
SIDOARJO
Puskemas plus ini direncanakan beroperasi awal Februari. “Pembangunan gedung sudah rampung, tinggal pemasangan instalasi listrik dan PDAM,” kata Yuniar, Kepala Tata Usaha Puskesmas Sukodono, belum lama ini.
Beda dengan gedung puskesmas umumnya, gedung baru Puskesmas Sukodono tampak megah. Dengan desain arsitektur minimalis, gedung ini bak pusat perkantoran atau pertokoan. “Gedung dibangun dengan dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp 8, 1 miliar,” ujar dr Lilik Sri Hartini, Kepala Puskesmas Sukodono.
Selain lahan parkir yang cukup lapang, gedung ini juga dilengkapi sejumlah peralatan kesehatan memadai. Sebut saja ruang Poli Gigi yang dilengkapi sejumlah alat canggih untuk merawat kesehatan gigi. Fasilitas lainnya berupa 50 tempat tidur yang dipakai pelayanan rawat inap persalinan.
Tak hanya itu, gedung ini juga dilengkapi alat USG serta peralatan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Sebagian peralatan itu kini sudah siap, tinggal mengoperasikan saat Puskesmas Sukodono menempati gedung baru tersebut. “Peralatan ini merupakan bantuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,” beber Lilik.
Gedung megah tersebut merupakan bentuk penghargaan Kementerian Kesehatan terhadap pelayanan Puskesmas Sukodono yang telah memenuhi standar mutu dengan meraih sertifikat ISO 9001:2008 yang diterima dari lembaga mutu URS pada 2008 lalu. Sejak 2007, sejumlah pelayanan Puskesmas Sukodono memakai standar mutu.
Bagi pasien yang membutuhkan pelayanan, mereka bakal dilayani dengan standar waktu tertentu di loket pendaftaran. Bagi pasien baru, bakal menerima kartu pasien dalam waktu 10 menit. Sedangkan pasien lama, dalam 15 menit sudah menerima kartu pelayanan itu.
Sedangkan bagi pasien yang masuk melalui Unit Gawat Darurat (UGD), mereka bakal ditangani awal dalam waktu cukup 5 menit. Pasien yang masuk UGD juga langsung dipilah berdasar tingkat kegawat-daruratan terhadap keluhan pasien. “Untuk pasien yang menjalani rawat inap, dalam waktu 30 menit mereka sudah dapat infus dan suntikan,” urai dr Lilik yang menjabat Kepala Puskesmas Sukodono sejak 1998 silam.
Selain pelayanan bersifat perorangan, Puskesmas Sukodono juga melayani usaha kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas ini telah membina 19 Desa Siaga se-Kecamatan Sukodono dengan tiga program unggulan, yakni Kelas Ibu Hamil, Pos Gizi, dan Program Stop, yakni gerakan mengajak warga untuk buang air besar di jamban, bukan di sungai.
Untuk menuju Puskesmas Plus, Puskesmas Sukodono bakal menambah pelayanan yang dimotori sejumlah dokter spesialis. Yakni pelayanan kebidanan, anak dan penyakit dalam. Tiga jenis pelayanan inilah yang disebut bakal menasbihkan Puskesmas Sukodono menjadi Puskesmas Plus.
Saat ini, selain memiliki lima dokter umum, Puskesmas Sukodono di antaranya memiliki sumber daya manusia (SDM) terdiri 21 bidan, 22 perawat, tiga petugas laboratorium, dan satu asisten apoteker, termasuk sejumlah tenaga andal yang mengurusi administrasi puskesmas.
Dengan sertifikat ISO yang telah dikantongi, mindset SDM Puskesmas Sukodono pun berubah. Jika sebelumnya, berkembang anggapan bahwa tenaga mereka dibutuhkan pasien, kini berubah merekalah yang mesti memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. “Bekerja itu ibadah, sehingga meski pasien berjubel, kami tetap ikhlas dan tersenyum,” ujar Lilik, dokter lulusan FK Unair itu.
Berita Terkait