Berita Surabaya

Kasus Jambret Tewaskan Korbannya di Kalianak Surabaya, Justru Ungkap Fakta Tentang Keluarga Pelaku

Dibekuknya Arianto (22), penjambret yang menewaskan korbannya di Kalianak Surabaya, justru mengungkap sebuah fakta baru.

tribun jatim/nurika anisa
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto memperlihatkan tersangka dan barang bukti penjambretan, Senin (29/7/2019). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Dibekuknya Arianto (22), penjambret yang menewaskan korbannya di Kalianak Surabaya, justru mengungkap sebuah fakta baru.

Satu keluarganya ternyata tergabung dalam sindikat aksi kejahatan jalanan.

Anak bungsu dari lima bersaudara ini mengaku ayah dan kakak-kakaknya juga melakukan aksi yang sama, pencurian dengan kekerasan (curat) atau jambret.

"Lima bersaudara, tiga orang dari keluarganya pelaku semua, termasuk bapaknya," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto, Senin (29/7/2019).

Sidoarjo Berdarah! Pasangan Bukan Suami Istri ini Bersimbah Darah saat Berduaan di Lantai 2

VIRAL - Mobil Xenia Masuk Kuburan, Pengemudi Mengaku Diajak Sesosok Laki-laki Tua

Kronologi Bocah 8 Tahun Didorong Pria Misterius ke Peron hingga Terlindas Kereta, Kondisinya Tragis

Arianto mengaku seringkali beraksi di wilayah Tanjung Perak, sebab disana dirinya sempat tinggal dan mengenal gang-gang tikus untuk mempermudah pelariannya menghindari massa.

"Perak tujuan utama karena yang dihafal di wilayah Perak. Gang-gang kecil dia hafal karena sudah lama tinggal di Perak," kata Agus.

Usai melakukan aksi kejahatan, Arianto dan komplotannya menjual sarana yang digunakan seperti motor dan hasil curian.

"Mereka sampai menjual sepeda motor karena takut motornya diikuti aparat," kata Agus.

Sementara Arianto menyebut setiap usai beraksi dirinya berpindah tempat. Dia mengaku tak memiliki rumah tetap.

"Kadang di rumah saudara, kadang di teman. Pindah-pindah," kata Arianto.

Dia mengaku telah 14 kali bersama rekannya SAM, merampas barang berharga perempuan yang berkendara seorang diri di Surabaya.

Ada 14 lokasi kasus jambret yang teridentifikasi dilakukan Arianto, sembilan di antaranya telah melapor kepada polisi.

"Ada sembilan laporan polisi (LP), untuk DPO satu orang sudah kami kantongi identitasnya. Duo pelaku ini kalau keluar berarti main artinya memang tidak ada kerjaan lain selain itu (menjambret)," kata Antonius Agus.

Selalu Pilih Korban Perempuan yang Naik Motor Seorang Diri

Kali terakhir, kedua pelaku menjambret tas berisi handphone dan uang milik Sulasmi, warga Wonosari.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved