Kilas Balik
Soekarno Pernah Sembunyikan Bendera Pusaka saat Soeharto Jadi Presiden, Alasannya Diluar Dugaan
Setelah Soeharto dilantik menjadi Presiden RI, Istana Negara sempat digemparkan oleh hilangnya Bendera Pusaka
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Soekarno pernah sembunyikan Bendera Pusaka saat Soeharto jadi Presiden ke-2 RI.
Padahal saat itu Bendera Pusaka akan dikibarkan pada upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1967.
Dalam buku 'Berkibarlah Benderaku-Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka' karangan Bondan Winarno, dituliskan bahwa petugas Istana Negara sampai kebingungan mencari bendera yang dijahit oleh Fatmawati itu.
Saat ditelusuri rupanya Soekarno yang membawa Bendera Pusaka itu keluar dari Istana setelah Soeharto resmi menjadi Presiden.
Pihak Istana Negara sampai membentuk delegasi untuk bertemu Soekarno dan menyelesaikan masalah tersebut.
Diceritakan Bondan dalam bukunya bahwa Soekarno sengaja menyembunyikan Bendera Pusaka karena merasa benda itu adalah miliknya pribadi.
"Kenyataan bahwa Bendera Pusaka itu dijahit oleh Ibu Fatmawati dan merupakan milik pribadi Bung Karno, membuat kepemilikan benda bersejarah ini sempat menjadi masalah kecil," tulis Bondan Winarno.
Delegasi yang dibentuk oleh Istana akhirnya menemui Soekarno di Istana Bogor.
Soekarno awalnya ragu saat ditanya keberadaan Bendera Pusaka.
Namun, akhirnya Soekarno menyadari bahwa Bendera Pusaka itu bukan milik pribadi, melainkan milik bangsa Indonesia.
Soekarno lantas meminta delegasi untuk kembali menemuinya pada 16 Agustus 1967. Kemudian permintaan itu pun disetujui oleh delegasi.
Namun saat kembali menemui Soekarno pada 16 Agustus 1967, delegasi justru diajak Soekarno kembali ke Jakarta dan mendatangi Monumen Nasional (Monas).

"Ternyata Bung Karno menyimpan Bendera Pustaka di sebuah ruangan bawah tanah di kaki Monumen Nasional," terang Bondan dalam bukunya.
Kendati demikian, Presiden Soeharto justru tidak percaya dengan keaslian Bendera Pusaka.
Ia lantas memanggil mantan ajudan Presiden Soekarno Husain Mutahar untuk mengecek keaslian bendera tersebut.