Kilas Balik
Sempat Dibahas Jenderal Gatot Nurmantyo, ini Cerita Operasi Sandi Yudha Kopassus dari Hendropriyono
Sempat disinggung oleh Gatot Nurmantyo, operasi Sandi Yudha ternyata pernah dialami sendiri oleh A.M Hendropriyono saat di Kopassus
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Sempat disinggung oleh Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, operasi Sandi Yudha ternyata pernah dialami sendiri oleh A.M Hendropriyono saat di Kopassus
Diberitakan sebelumnya, mantan panglima TNI itu sempat membeberkan cara Kopassus membasmi musuh di operasi Sandi Yudha dalam acara Kabar Petang, Selasa (11/6/2019) malam
Terpisah dari pernyataan Gatot Nurmantyo, operasi Sandi Yudha itu ternyata pernah dialami sendiri oleh A.M Hendropriyono saat masih bertugas di Kopassus
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Hendropriyono Ungkap Operasi Sandi Yudha', Sandi Yudha sebenarnya adalah satuan intelijen tempur dari Resimen Para Komando Angkatan Darat, yang kini dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus.
• Dianggap Melangkahi Soeharto, Jenderal TNI ini Pernah Nyaris Ditembak Revolver Tepat di Kepalanya
• Misteri Peci Miring Bung Karno Terungkap di Ndalem Pojok, Situs Peninggalan Soekarno di Kediri

Tugas utama pasukan Sandi Yudha dalam perang nonkonvensional, menurut Hendropriyono, tidak terikat dengan konvensi internasional dan hukum humaniter perang.
Sebisa mungkin pihaknya mengambil hati lawan, sedangkan pertempuran serta tindakan keras hanya menjadi pilihan terakhir.
Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', tim kopassus pimpinan A.M Hendropriyono pernah terkepung oleh kelompok PGRS/Paraku saat Operasi Sandi Yudha
Bahkan, A.M Hendropriyono juga pernah berduel dengan petinggi kelompok itu, seperti dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin'
1. Duel Berdarah
Duel berdarah ini terjadi saat tim halilintar Kopassus yang dipimpin Hendropriyono tengah memburu petinggi PGRS/Paraku yang bernama Ah San.
Info soal Ah San akhirnya bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy.
Hendropriyono kemudian memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.

3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.