Oknum Polisi di Polres Pasuruan Kota Hapus Rekaman Video Wartawan Saat Meliput Tahanan Kabur
Dua wartawan di Pasuruan mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan saat liputan di Polres Pasuruan Kota. Gambar rekaman mereka dihapus paksa polisi.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Eben Haezer Panca
Sementara itu, korban lainnya, Dayat, mengaku kecewa dengan sikap arogan para anggota itu. Ia merasa sangat dirugikan dengan kondisi ini. Bahkan, sebelum mengambil gambar, ia pun juga sudah bertemu humas Polres Pasuruan AKP Endy P dan meminta izin untuk liputan dan wawancara untuk lanjutan berita kaburnya empat tahanan.
"Kalau misal tidak boleh, ya diingatkan dengan baik. Ini sudah dibentak, hp dirampas dan file dihapus semuanya. Ini sangat merugikan sekali. Kami sedang menjalankan tugas profesi jurnalistik. Kok justru dihalang - halangi seperti ini, bahkan diberlalukan secara arogan," jelasnya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pasuruan Joko Hariyanto mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini. Ia tidak menyangka, rekan seprofesinya mendapatkan perlakukan seperti ini.
Ia menyebut, tidak seharusnya polisi berbuat seperti ini. Apalagi, merampas dan menghapus file hasil liputan itu sendiri. "Saya minta ke Kapolres mengusut tuntas kasus ini. Harus ditindak tegas anggota yang berbuat kurang ajar. Melarang tidak harus merampas dan menghapus file liputan," urainya.
Joko, sapaan akrab wartawan televisi swasta nasional ini pun berencana akan mendatangi Polres Pasuruan Kota untuk meminta penjelasan terkait kejadian ini.
Sementara itu, Humas Polres Pasuruan Kota AKP Endy P mengaku sudah menjelaskan ke anggota, dan anggota ini tidak paham bahwa yang ditegur adalah wartawan.
Ia juga menyampaikan bahwa dua wartawan ini tidak ngomong kalau mau gambar suasana Mapolres Pasuruan Kota. Padahal, mereka baru saja wawancara sama dirinya.
"Kalau teman-teman media bicara ke saya, pasti saya fasilitasi. Akhirnya tadi saya dampingi mengambil gambar. Sudah beres kok tadi, tadi sempat salah paham sedikit saja," pungkasnya.