Kilas Balik
Sosok Kahar Tjandra 'Jebolan' Kopassus Pendiri Betadine, Sempat Dibujuk Komandannya Agar Tak Keluar
Tak banyak orang tahu, Kahar Tjandra pendiri obat anti-septik dengan merek dagang Betadine, merupakan 'jebolan' Kopassus
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Tak banyak orang tahu, Kahar Tjandra pemilik PT Mahakam Beta Farma yang memproduksi obat anti-septik dengan merek dagang Betadine, merupakan 'jebolan' Kopassus
Di balik kesuksesan produk Betadine di masyarakat, banyak yang tidak mengetahui Kahar Tjandra dahulu merupakan anggota Kopassus.
Dilansir dari Wikipedia, Kahar Tjandra tergabung dalam Kopassus saat masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat alias RPKAD.
Perjalanan Kahar Tjandra alias Tjan Ke Hoat menjadi Kopassus melalui pergulatan yang keras.
Kahar Tjandra lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 24 November 1929.
• Suami Aura Kasih ternyata Duda 1 Anak di Usianya yang Baru 24 Tahun - Kenapa Aura Mau Dinikahi?

• Kisah 5 Prajurit TNI Kubur Jasad Rekan di Tengah Gempuran Pemberontak, Selamat Saat Kopassus Datang
• 2 Jenderal TNI ini Legowo Saat Ditilang Polisi, Kapolda Langsung Minta Maaf hingga Masuk Koran
• Duel Maut Prajurit Kopassus Melawan Petinggi Gerilyawan di Kalimantan, Sempat Dihadang Ular Kobra
• Daftar Film Pasukan Khusus Paling Seru dari Berbagai Negara, Mulai Kopassus,SAS, hingga Navy SEALs
Dia terlahir dari pasangan Hardi Sjarif (Tjan Hok Djia) dan Noviar Sjarif (Gho Keng Djoe).
Awalnya, Kahar Tjandra bercita-cita hendak menjadi arsitek, namun karena jurusan arsitektur ada di ITB Bandung, maka ia mengambil sekolah kedokteran di FKUI, Jakarta.
Lulus kedokteran, dia melanjutkan spesialisasi laboratorium. Dia sempat menjadi dokter di Departemen Kesehatan sebelum masuk wajib militer di RPKAD
Dia menjadi dokter sekaligus perwira kesehatan di RPKAD dan berpangkatnya Letnan Satu.
Tribunjambi.com (group SURYA.co.id) mengutip dari beberapa sumber yang menyebutkan Kahar tak ingin lama menunggu pangkatnya naik menjadi jenderal. Dia ingin berkarier sebagai dokter swasta.
Kala itu, Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo memanggilnya dan membujuk supaya tetap di kesatuan. Namun, dia menjawab dan tetap ingin keluar untuk berkarier.
Kemudia, Kahar Tjandra keluar dari RPKAD dan menjadi dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, selama 20 tahun.
Bisnis mulai dirintisnya pada 1967. Dia mulai terjun ke dunia bisnis dengan membuka Apotek Mahakam.
Latar belakangnya sebagai dokter membuatnya berani terjun berbisnis di industri farmasi.
Melalui PT Mahakam Beta Farma, dia memproduksi obat anti-septik dengan merek dagang Betadine.
Agus Hermoto Prajurit Kopassus Penyandang 'Bintang Sakti'
Nama Kolonel Agus Hernoto menjadi legenda dalam deretan misi prajurit Kopassus.
Agus adalah pejuang tak kenal takut dari Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau sekarang lebih dikenal dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Dilansir dari buku 'Legenda Pasukan Komando, Dari Kopassus Hingga operasi Khusus', Bob H Hernoto, Penerbit Buku Kompas
Dikisahkan Agus kehilangan kaki kiri dalam sebuah pertempuran membebaskan Irian Barat dari Belanda.

Dalam pertempuran di pedalaman Papua pada pertengahan 1962, Agus dan pasukannya terlibat kontak senjata yang sengit.
Dia terluka parah pada bagian punggung dan kaki kirinya.
Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.
Ia tetap berada di medan pertempuran hingga akhirnya tertangkap dan ditawan oleh tentara Belanda.
Meski hari-harinya diisi dengan penyiksaan, tapi mulut Agus terkunci rapat.
Dia tak sudi membocorkan informasi terkait operasi besar-besaran yang dipimpin Benny Moerdani atasannya.
Meski begitu, pasukan Belanda juga memperlakukan Agus sesuai konvensi Jeneva.
Agus dirawat hingga sembuh tapi kakinya terpaksa diamputasi mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.
Kabar buruk kemudian menghampiri. Pada akhir 1964, diadakan sebuah pertemuan perwira RPKAD membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD dan Agus termasuk di dalamnya.
Rekan yang sekaligus juga atasannya, Benny Moerdani, berusaha membelanya.
Akibatnya, mereka berdua sama-sama dikeluarkan.
Namun, Agus kemudian sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno (Paspampres)
Sedangkan Benny ditarik ke Komando Cadangan Strategis Angkatan darat (Kostrad) di bawah Mayjen TNI Soeharto.
Di kemudian hari keduanya bergabung dengan tim Operasi Khusus pimpinan Ali Moertopo.

Luna Maya Menangis Dengar Lagu 'Kejora', Tiba-tiba Kabur ke Belakang Panggung Dibanjiri Air Mata
Raul Lemos Ultah, Intip Kado Mewah dari Krisdayanti dan Momen Anaknya Hujani Para Artis Pakai Uang
Setiap kali ada operasi intelijen, dipastikan Agus terlibat dan berperan aktif di dalamnya.
Contohnya, Agus pernah terlibat dalam operasi Komodo yang merupakan persiapan menuju serangan Seroja di Timor-Timur.
Agus ditunjuk langsung oleh Kepala BAKIN kala itu, Letnan Jenderal TNI Yoga Soegama, untuk mencari informasi mengenai keberadaan pos-pos musuh dan menentukan "dropping zone" yang aman.
Salah satu informasi menarik yang terungkap dalam buku Legenda Pasukan Komando adalah medali "Bintang Sakti" yang kemudian diterima Agus pada 1987.
Penghargaan itu terkait dengan keberaniannya menanggung derita saat dipaksa membocorkan informasi di Papua pada 1962.
Saat itu yang menerima medali paling bergengsi dari Presiden Soekarno itu cuma Benny dan Untung.
Bintang Sakti diberikan kepada Agus setelah mendapat kesaksian akan keberanian Agus dari perwira Belanda yang pernah menawannya.
Kesaksian disampaikan kepada Benny Moerdani yang saat itu menjabat Panglima ABRI dan berkunjung ke Belanda.
"Saya selalu teringat sosok Pak Agus yang pemberani itu, khususnya jika sedang tugas di hutan Timtim. Keteladanan Pak Agus selalu melekat pada saya," kata mantan Wakil KSAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri yang memberikan testimoni dalam buku tersebut.

Kisah Agus sendiri juga tetap diingat oleh Presiden Soeharto sehingga setiap kali bertemu, Presiden RI kedua itu selalu menanyakan kondisi kaki Agus.
Selama hidupnya, Agus mengabdi kepada bangsa dan negara sejak masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam Divisi Brawijaya di Malang.
Dia kemudian bertugas di Batalion Andi Mattalatta di Makasar, Sulawesi Selatan, RPKAD (Kemudian menjadi Koppasus), Operasi Pasukan Khusus (Opsus) di bawah Kostrad, menjadi Opsus di bawah Bakin, dan terakhir di Pusintelstrat Hankam (kemudian bernama Bais ABRI).
Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.
Ia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.
Disisi lain, Benny Moerdani ternyata masih tidak terima dan marah terkait dirinya yang pernah didepak sebagai anggota RPKAD setelah membela Agus Hernoto.
Kemarahan itu diluapkannya saat menghadiri undangan Kopassus pada tahun 1985.
Seperti dilansir dalam buku 'Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto
Benny yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI diminta untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.
Sebelum acara dimulai, ia beristirahat di ruang Komandan Kopassus Brigjen Sintong Panjaitan.
Di sana ada pula KASAD Jenderal Try Sutrisno, Wakil KASAD Letjen TNI Edi Sudrajat dan Wakil Komandan Kopassus Kolonel Kuntara.
Ada kejadian mengejutkan di ruangan yang sedang ditempati para perwira tinggi TNI itu.
Saat Brigjen Sintong memberikan baret merah kehormatan Kopassus, Benny membanting baret itu ke meja dan akhirnya jatuh di lantai.
Sontak orang-orang di ruangan itu terkejut saat melihat Benny begitu emosi dan berwajah seram.
Namun pada akhirnya Benny bersedia mengenakan baret itu dan mengikuti acara.
Semua jadi lega dan upacara pun berjalan lancar.
Baim Wong Terpesona Lihat Gaya Paula Verhoeven Berubah Drastis, Sampai Doa 'Mudah-mudahan Selamanya'
• Billy Syahputra Protes Tak Kebagian Honor Saat Uta Putra Laris Jadi Bintang Tamu, Lo Sadar Diri
• Tuduhan Jerinx ke Ashanty Meleset, ternyata Sosok ini yang Bocorkan Video dengan Anang Hermansyah
• Komentar Pedas Fahri Hamzah Tanggapi Kasus Vlog Idiot Politisi Gerindra Ahmad Dhani : Sontoloyo !
• Tes Kepribadian - Bentuk Hidung Bisa Ungkap Karakter Tersembunyi, Segera Cek Hidungmu