Rumah Politik Jatim
Gus Ipul Tinggalkan Rumah Dinas Wagub Setelah 10 Tahun Dihuni, Ini Pesan Untuk Gubernur Khofifah
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf yang masa tugasnya berakhir hari ini terlihat mengemasi semua barangnya yang ada di rumah Dinas.
SURYA.co.id | SURABAYA - Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf yang masa tugasnya berakhir hari ini terlihat mengemasi semua barangnya yang ada di rumah Dinas, Selasa (12/2/2019).
Adapun rumah dinas Wagub Jatim itu berada di Jalan Imam Bonjol, Surabaya. Mengenakan baju putih dengan kopiyah hitam, pria yang akrab dipanggil Gus Ipul menyapa para awak media yang menantinya di depan rumah.
sebelum meninggalkan rumah dinasnya, Gus Ipul berpesan kepada Gubernur Khofifah tentang dua hal. Yakni, penanganan banjir yang penanganannya relatif stagnan selama duet kepemimpinan Pakde Karwo-Gus Ipul dan perlindungan terhadap UMKM.
Gus Ipul, berharap Jatim bisa lebih cepat maju di bawah pemerintahan Khofifah-Emil.
"Kita punya modal besar untuk bisa lebih cepat maju dari perolehan yang kita dapat hari ini," kata Gus Ipul saat ditemui usai berkemas meninggalkan rumah dinasnya di Jalan Imam Bonjol, Surabaya, Selasa (12/2/2019).
• Teriakan Ahmad Dhani Usai Sidang Vlog Idiot di PN Surabaya, Saya Bukan Tahanan, Saya Tidak Ditahan
• Kronologi Kericuhan Jaksa vs Pengacara Ahmad Dhani Usai Sidang Vlog Idiot, Saya Bukan Tahanan
Salah satu pesan Gus Ipul kepada Gubernur Khofifah adalah untuk mengatasi banjir yang penanganannya relatif stagnan.
"Ini cukup merugikan masyarakat seperti di Sampang, Kraton (Pasuruan), dan beberapa tempat lain yg memerlukan perhatian lebih serius ke depan," lanjut Ketua PBNU ini.
Gus Ipul melanjutkan, bahwa Khofifah juga harus melindungi pelaku UMKM yang merupakan salah satu roda penggerak utama perekonomian di Jatim di tengah tantangan MEA.
• Jelang Lengser, Gus Ipul Pamitan ke Harian Surya di Akhir Masa Jabatan
• Durian Wonosalam jadi Suguhan Silaturahmi Khofifah dengan Gus Ipul, Petani: Terima Kasih Bu Khofifah
"Sebut saja misalnya April nanti impor susu sudah jauh lebih bebas, tidak lagi melalui BPOM dan SNI lagi yang harganya di bawah 75 dolar," ucap Gus Ipul.
Hal ini bisa menjadi ancaman karena harga dari dari peternak di Jatim jauh lebih mahal dari impor tersebut.
"Ini tantangan kita yang memang harus diatasi pemerintah. Tidak bisa dibiarkan bertarung sendiri, perlu ada kebijakan yg melindungi. Ini PR pemerintah yang akan datang," ucapnya. (Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti)