Berita Probolinggo

Amiruddin yang Berjalan Kaki dari Sumatera Utara Menuju Banyuwangi Tiba di Kota Probolinggo

Amiruddin yang berjalan kaki dari Sumatera Utara menuju Banyuwangi tiba di Kota Probolinggo

surya/galih lintartika
Amiruddin, yang bernadzar jalan kaki dari Sumatera Utara menuju Banyuwangi tiba di Kota Probolinggo, Kamis (24/1/2019). 

SURYA.co.id | PROBOLINGGO - Aksi heroik Amiruddin, yang bernadzar jalan kaki dari Sumatera Utara menuju Banyuwangi, mendapat perhatian Habib Hadi Zainal Abidin, Pengasuh Pondok Pesantren, Riyadlus Sholihin, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo.

Pria yang juga Wali Kota Probolinggo terpilih itu secara khusus mengundang Pak Amir ke pondoknya.

Bahkan, Habib mempersilahkan Pak Amir untuk istirahat di pondoknya.

Rencananya, pagi ini, Pak Amir akan melanjutkan perjalanan panjangnya menuju Banyuwangi.

Habib Hadi mengatakan, ia sengaja mengundang Pak Amir karena bentuk toleransinya kepada sesama muslim.

Apalagi, niat Pak Amir yang bernadzar untuk mencium kaki ibunya, sangat mulia.

"Ini bentuk toleransi sesama muslim, saya terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu Pak Amir. Sementara Pak Amir istirahat dulu di tempat kami," kata dia.

Amiruddin, yang bernadzar jalan kaki dari Sumatera Utara menuju Banyuwangi tiba di Kota Probolinggo, Kamis (24/1/2019).
Amiruddin, yang bernadzar jalan kaki dari Sumatera Utara menuju Banyuwangi tiba di Kota Probolinggo, Kamis (24/1/2019). (surya/galih lintartika)

Sementara itu, gelontoran semangat dan support datang dari semua masyarakat Probolinggo.

Warga sangat antusias menyambut kedatangan Pak Amir yang sudah sampai di Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Sekadar diketahui, Amiruddin berjalan kaki sendirian dari rumahnya, sejak 20 November 2018.

Pria berusia 43 tahun memiliki nadzar berjalan kaki dari Sumatera Utara ke Banyuwangi, gara-gara kedua kakinya sempat lumpuh selama 7 bulan.

Karena kondisi yang dialaminya itulah, Amiruddin akhirnya bernadzar, jika kakinya bisa sembuh ia akan jalan kaki dari rumahnya ke Banyuwangi tempat tinggal ibunya untuk mencium kakinya.

Amir sendiri di Sumatera tinggal di rumah kakaknya, Desa Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Begadai.

Andi, salah satu warga mengaku salut dengan semangat yang dimiliki Pak Amir.

Ia menyebut nadzar Pak Amir tidak main-main.

Dia rela berjalan ribuan kilometer untuk bertemu ibunya sesuai dengan apa yang diucapkannya.

"Ya salut, dan senang. Ikut bangga dengan Pak Amir. semoga selamat sampai tujuan dan lancar selama perjalanan. Kami ikut mendoakan," pungkas dia.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved