Tsunami Selat Sunda

Ternyata Tahun 416 Sudah Ada Kitab Kuno yang Mencatat Kedahsyatan Tsunami di Selat Sunda

Berikut 11 data kejadian tsunami di Selat Sunda sejak tahun 416 hingga tahun 1958 yang tercatat

Editor: Cak Sur
istimewa
Anak Gunung Krakatau 

SURYA.co.id - Sabtu (22/12/2018) malam lalu, pesisir pantai Banten diterjang tsunami setinggi 0,9 meter.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), gelombang yang mengakibatkan sejumlah kerusakan itu adalah tsunami.

Kesimpulan tersebut disampaikan BMKG setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, Sabtu (22/12/2018), pukul 21.27 WIB.

Data dari 4 stasiun pengamatan tersebut menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

Dan berdasarkan catatan dalam Kitab Jawa yang berjudul Pustaka Radja (Book of Kings) pada tahun 416, tsunami sekitar Selat Sunda (Banten-Lampung) pada Sabtu (22/12/2018) itu nampaknya menjadi yang ke-12 setelah rentetan tsunami sebelum yang pernah terjadi.

Tsunami pertama yang tercatat terjadi di Selat Sunda pada tahun 416 disebabkan oleh erupsi gunung api Krakatau.

Pujangga Jawa Ronggowarsito Ceritakan Kedahsyatan Tsunami Selat Sunda di Kitab Raja Purwa

Fakta itu juga diungkap dalam Jurnal Geologi Indonesia 'Tsunamigenik di Selat Sunda: Kajian terhadap katalog Tsunami Soloviev' oleh Yudhicara dan K. Budiono.

Erupsi yang terjadi waktu itu diyakini menyebabkan naiknya gelombang laut yang menggenangi daratan dan memisahkan pulau Sumatera dengan Jawa.

Dalam jurnal itu dikatakan bahwa penyebab tsunami tidaklah tunggal. Selain erupsi gunung api dan gempa bumi bawah laut, ada juga peristiwa longsoran di kawasan pantai dan di dasar laut.

Berdasarkan katalog Soloviev dan Go (1974), berikut 11 data kejadian tsunami di Selat Sunda sebelumnya:

1. Tahun 416

Kitab Jawa yang berjudul Pustaka Radja mencatat adanya beberapa kali erupsi dari gunung yang diyakini Gunung Api Krakatau saat ini.

Erupsi itu menyebabkan naiknya gelombang laut dan menggenangi daratan yang akhirnya memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.

2. Oktober 1722
Pukul 8:00 terjadi gempa bumi kuat di laut, yang dirasakan di Jakarta dan menyebabkan air laut naik seperti air mendidih.

3. 24 Agustus 1757

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved