Gunung Anak Krakatau Keluarkan Suara Dentuman Keras, Warga Diimbau Hindari Radius 2 Kilometer
Gunung Anak Krakatau Keluarkan Suara Dentuman Keras, Warga diimbau hindari radius 2 kilometer.
Penulis: Arum Puspita M | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Aktivitas Gunung Anak Krakatau semakin terlihat, bahkan terdengar suara dentuman keras.
Menurut I Gede Suantika, Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), suara dentuman itu merupakan suatu tanda besarnya material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau.
Hal ini disampaikan I Gede Suantika saat dihubungi awak media melalui sambungan telepon, Selasa (25/12/2018).
"Itu menunjukkan letusan besar. Jadi material (vulkanik) yang dilontarkan banyak. Semakin keras (suara dentuman) semakin besar jumlah material yang ditumpahkan," terangnya.
Suantika menambahkan, suara dentuman keras itu bahkan bisa merusak kaca-kaca jendela rumah.
"Dentuman kalau keras bisa merusak kaca-kaca jendela," imbuh Suantika.
Saat ini PVMBG terus memantau aktivitas vulkanik di Gunung Anak Krakatau.
• Erupsi Gunung Anak Krakatau, PT Angkasa Pura I Pastikan Bandara Juanda Aman
• VIDEO - Badan Geologi Kementrian ESDM: Penyebab Tsunami Adalah Longsor di Tepian Anak Krakatau
• Citra Radar BPPT : Sisi Selatan Anak Krakatau Alami Longsor ke Laut
"Aktivitas masih cukup tinggi. Kita masih tunggu untuk tetapkan statusnya," ucap Suantika.
Oleh karena itu, Suantika mengimbau agar masyarakat tidak nekat memasuki radius dua kilometer dari puncak Gunung Anak Krakatau.
"Berhati-hati, tidak masuk dalam radius yang telah ditetapkan, dalam radius dua kilometer dari puncak."
"Kemudian berhati-hati dengan dampak tsunami yang mungkin ditimbulkan Anak Krakatau," imbau Suantika.
Seperti diketahui, Gunung Anak Krakatau di Lampung dinyatakan berada pada Status Level II (Waspada) usai mengalami erupsi, Sabtu (18/8/2018) sekitar pukul 18.09 WIB.
Warga dan wisatawan pun dilarang mendekati kawah dalam radius 2 km.
• Anak Gunung Krakatau Erupsi, Sempat Terdengar Dentuman, Warga Dilarang Mendekati Kawah
• Video - Kondisi Terkini Jalan Gubeng Ambles, Jalan Sudah Tersambung dan akan Dilakukan Pengaspalan
• Kalimat Terakhir Ifan Seventeen untuk Almarhumah Dylan Sahara
Dalam rilis yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sabtu (18/8/2018) malam, data Kementerian ESDM, Badan Geologi, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, dari pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau, tinggi kolom abu vulkanik mencapai 500 meter di atas puncak (805 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara.
Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi 2 menit 33 detik.
Terdengar suara dentuman di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Dalam beberapa pekan terakhir, Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan aktivitas.
Badan Geologi PVMBG menyatakan statusnya masih Waspada sehingga belum membahayakan bagi warga sekitar maupun belum berdampak bagi penerbangan.