Kilas Balik

2 Hal Rutin yang Dilakukan Soekarno Menjelang HUT Kemerdekaan RI, Tak Boleh Ada yang Mengganggunya

Guntur Soekarnoputra menuliskan kenangan saat Soekarno menyiapkan 2 hal menjelang HUT Kemerdekaan RI, simak kisahnya!

Youtube
Soekarno 

SURYA.co.id - Momen menjelang tanggal 17 Agustus tentu merupakan hal yang penting bagi salah satu Proklamator Republik Indonesia, Soekarno.

Guntur Soekarnoputra menuliskan kenangan tersebut dalam bukunya yang berjudul 'Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku'

Seperti yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 1988.

Baca: Dibalik Mundurnya Bung Hatta dari Wapres – Politik Mengecewakan, Soekarno Melanggar Undang-undang

Setiap menghadapi perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI, ada dua hal rutin yang selalu dikerjakan oleh Soekarno.

Pertama, mengeluarkan bendera pusaka dari kotaknya untuk kemudian diangin-anginkan atau kalau ada yang robek ditisik.

Kedua, menulis naskah pidato kenegaraan.

Bendera pusaka selalu disimpan Soekarno di dalam sebuah kotak kayu berukuran kurang lebih 30 x 40 cm dan dikunci.

Kotak itu lalu ditutupi dengan kain kuning emas dan diletakkan di dalam lemari pakaiannya di sudut paling atas atau di lemari tempat menyimpan benda-benda pusaka, yang ada di dalam kamar tidur Soekarno.  (Kini bendera pusaka itu disimpan di Museum Monumen Nasional, Red.)

Biasanya, sepuluh hari atau seminggu sebelum tanggal 17 Agustus, Prihatin, seorang perwira anggota Brigade Mobil Kepolisian RI dari Detasemen Kawal Pribadi Presiden yang selalu menjadi komandan pasukan pembawa bendera pusaka, datang menghadap Soekarno untuk mengambil bendera pusaka untuk dipersiapkan.

Pak Adung, pelayan yang mengurus kamar Soekarno, biasanya disuruh mengambilkan kotak bendera beserta kuncinya.

Kunci kotak ini terdiri atas beberapa anak kunci yang diikat jadi satu dengan pita warna merah putih.

Pernah suatu ketika Soekarno sedang membuka kotak bendera tersebut.

Wajahnya berubah kemerah-merahan  menahan emosi dan matanya berkaca-kaca.

Ketika kotak sudah terbuka, terlihatlah sebuah bendera merah-putih yang sudah tua, terlipat rapi dengan warnanya yang sudah luntur.

Guntur bertanya pada Soekarno, apakah tidak berbahaya kalau bendera yang sudah usang itu dikibarkan terus setiap tanggal 17 Agustus? Kenapa dulu tidak dibuat dari bahan yang kuat?

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved