Kilas Balik

2 Hal Rutin yang Dilakukan Soekarno Menjelang HUT Kemerdekaan RI, Tak Boleh Ada yang Mengganggunya

Guntur Soekarnoputra menuliskan kenangan saat Soekarno menyiapkan 2 hal menjelang HUT Kemerdekaan RI, simak kisahnya!

Youtube
Soekarno 

"Ibumu dulu tidak punya bahan yang bagus, jadi dibikin seadanya," jawab Soekarno.

Seperti diketahui, pembuat bendera pusaka itu adalah Ibu Fatmawati.

Ia menjahit bendera itu ketika Guntur masih berada dalam kandungannya, sekitar tahun 1944, di Pegangsaan Timur 56 (sekarang Gedung Pola, Red.) Jakarta.

"Kalau sudah terlalu usang dan tidak bisa dikibarkan lagi?" tanya Guntur.

"Akan Bapak tempatkan bendera ini di suatu tempat atau monumen yang agung di mana rakyat setiap hari bisa melihatnya," jawab Soekarno.

“Yang dikibarkan nanti tiruannya saja." sambungnya.

Saat menyiapkan naskah pidato 17 Agustus, biasanya Soekarno mengumpulkan dulu saran-saran dari berbagai pihak.

Selain itu, Soekarno juga mengambil bahan dari buku, majalah, berita-berita dan laporan-laporan dari luar negeri.

Sebelum masuk tidur atau pagi-pagi sambil minurn kopi dipelajari dan dibacanya satu-persatu.

Bagian-bagian yang dianggap penting ditandainya dengan pensil merah atau biru.

Kemudian Soekarno membuat pokok-pokok masalah yang akan dikemukakan dalam pidatonya nanti, baru setelah itu memilih judul yang tepat.

Bila semua bahan selesai dipelajari, barulah Soekarno mulai menulis teks pidato berdasarkan pokok-pokok masalah yang telah ditentukan tadi.

Di sini Soekarno selalu dibantu oleh sebuah tim yang bekerja 24 jam nonstop, terdiri atas seorang liasion officer yang membawahi dua sampai tiga orang juru ketik cepat dari Sekretariat Negara.

Saat penulisan dimulai, maka tidak seorang pun boleh mengganggu Soekarno.

Semua tamu-tamu rutin biasanya ditangguhkan dan hanya tamu-tamu yang sangat mendesak saja yang diterima.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved