Unair Anggap Belum Perlu Aturan Khusus untuk Mahasiswi Bercadar

Nasih mengatakan tak ada aturan cadar di kampusnya, melainkan aturan berperilaku di kampus.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
surya/nuraini faiq
Rektor Unair M Nasih 

SURYA.co.id | SURABAYA - Ramainya perguruan tinggi dalam membahas aturan mahasiswa bercadar, ternyata masih dianggap belum perlu peraturan khusus bagi Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Moh Nasih.

Nasih mengatakan tak ada aturan cadar di kampusnya, melainkan aturan berperilaku di kampus.

"Seperti berpakaian harus sopan, tak boleh memakai celana sobek. Kuliah tak boleh pakai celana pendek karena bisa mengganggu konsentrasi dosen. Itu kami atur,” kata Nasih, Kamis (8/3/2018).

Nasih menyatakan penggunaan cadar di kalangan mahasiswa Unair tak perlu dipermasalahkan karena menurutnya masih dalam batas wajar.

Selain itu, pihaknya juga belum menerima laporan bahwa yang bercadar itu mengganggu pemandangan, konsentrasi, dianggap tidak sopan dan lain-lain.

Nasih menganggap kondisi civitas akademika Unair berbeda dengan kampus berbasis keagamaan seperti di Universitas Islam Negeri (UIN), misalnya. Di Unair, lanjutnya, mahasiswi bercadar bisa dihitung dengan jari.

"Masak ada aturan khusus untuk satu orang, misal, sementara mereka (yang bercadar) masih sangat mungkin untuk diajak berkolaborasi,” ujarnya.

Menurut Nasih, jika yang memakai cadar hanya satu atau dua mahasiswa, maka pihaknya bisa mengontrolnya sehingga belum perlu membuat aturan khusus untuk itu.

Kendati demikian, jika ada yang mencurigakan dari mahasiswi bercadar, Unair akan tetap mengecek dan memeriksanya.

Terkait adanya mahasiswi bercadar yang akan dibina, Nasih mengatakan dibina itu bukan karena cadar, namun terkait beberapa aspek ideologi. Sepanjang mahasiswa itu tidak menyalahkan yang tidak memakai cadar, maka tidak ada masalah.

“Sepanjang waktu ujian dia mau menunjukkan sebagai mahasiswa tidak ada masalah. Tapi jika ada perilaku yang menyimpang, ada pemahaman tertentu, maka akan coba diantasipasi. Persoalan bukan di cadar, tapi aspek lain,” jelasnya.

Sebelumnya, Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Prof A’la menuturkan, penggunaan cadar memang mengganggu komunikasi di kawasan kampus. Pihaknya mengaku sudah lama meminta secara lisan agar para dekan menghimbau civitas akademika UINSA untuk tidak memakai cadar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved