Berita Pasuruan

Remaja Tewas Setengah Telanjang di Pasuruan - Sempat Menangis saat Dinasehati Sang Ayah

Ketika itu saya minta dia stay di rumah saja, bantu ibu dan jaga adik. Saat itu dia menangis.

Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: Titis Jati Permata
surya/galih lintartika
Mayat separo telanjang yang ditemukan di areal persawahan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (26/9/2017) siang. 

SURYA.co.id | MALANG - Mata Ariyanto, ayah korban pembunuhan di areal persawahan Purwodadi, Pasuruan, EPN (16), tampak merah dan berkaca-kaca.

Ia baru kembali dari RS Bhayangkara Porong ketika ditemui SURYA.co.id di kediamannya, di Dusun Kalisuko Desa Sumber Suko Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, Rabu (27/9/2017).

Dengan nada suara pelan, ia menceritakan kronologis ketika ia mendapatkan kabar tentang kematian tragis putri sulungnya.

"Semalam pukul 19.30 itu saya dapat kabar dari Facebook dan kiriman tetangga tentang korban pembunuhan dan pemerkosaan di Purwodadi. Awalnya fotonya tidak begitu jelas karena bagian wajah tertutup darah. Kemudian dikirimi lagi oleh tetangga ada gambar wajah yang lebih jelas, baru kelihatan itu adalah anak saya," cerita Ariyanto pada SURYA.co.id.

Ia merasa yakin lewat foto yang ia dapatkan karena ada ciri-ciri yang cocok dengan EPN. Antara lain adanya bekas cacar di bagian siku tangan.

Sekitar pukul 21.30 WIB, Ariyanto sampai di Polsek Purwodadi dan diarahkan untuk memastikan jenazah ke RS Bhayangkara Porong.

"Saat itu sudah dilakukan otopsi luar dan akan dilakukan otopsi dalam atas persetujuan saya. Awalnya saya menolak otopsi dalam, namun oleh pihak Polsek Lawang saya disarankan menyerahkan pada Polsek Purwodadi. Sehingga saya menyetujui otopsi dalam," ujarnya.

Ariyanto sama sekali belum bertemu dengan sang putri sejak Agustus lalu.

Pekerjaan proyeknya mengharuskannya berada di Jakarta hingga Minggu lalu (24/9/2017).

"Terakhir saya kontak dia saat ada hajatan keluarga di Blitar tanggal 15 September kemarin. Posisinya saat itu ia sudah lama tidak pulang ke rumah, tapi saya dikabari ibunya dia datang ke Blitar," tutur Ariyanto.

Saat itu, Ariyanto meminta bicara dengan EPN lewat sambungan telepon.

"Ketika itu saya minta dia stay di rumah saja, bantu ibu dan jaga adik. Saat itu dia menangis. Saya sarankan juga cari kerja lagi jaga toko di Pasar Lawang. Kebetulan masih ada saudara yang punya toko, nanti bisa saya mintakan kerjaan," cerita dia.

(Baca: Pembunuh Perempuan Setengah Telanjang di Pasuruan Tertangkap. Ini Pengakuannya)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved