Kasus First Travel

Bos First Travel Ditahan dan Puluhan Ribu Jamaah Gagal Berangkat, Gara-gara Terapkan Sistem Ponzi?

Puluhan ribu calon jemaah umrah First Travel tertarik dengan promo murah yang ditawarkan. Pakai sistem ponzi?

tribunnews.com
Jemaah First Travel yang menuntut pengembalian uang mereka. 

SURYA.co.id - Nasib puluhan ribu calon jemaah umarah yang gagal diberangkatkan First Travel masih belum jelas setelah penangkapan dua bosnya, Andika Surachman (31) dan Anniesa Devitasari Hasibuan (31).

Hirwan Syamsir warga Kebayoran Lama terduduk lesu di halaman gedung GKM Green Tower di TB Simatupang Jakarta Selatan.

Dia dan tiga rekannya mendatangi kantor First Travel yang berada di lantai 16, untuk meminta penjelasan rencana keberangkatan umrah yang dijanjikan pada Mei lalu.

Tapi Kamis (10/8/2017) lalu, Hirwan mendapati kantor First Travel di Jakarta telah disegel kepolisian setelah pemiliknya Andika Surachman dan Anniesa Devitasari Hasibuan ditahan.

Baca: Calon Jemaah Umrah First Travel Ini Kesal, Tak Disangka Ia Sebut Nama Habib Rizieq, Ada Ada?

"Dulu daftar di kantor First Travel di Radar Auri (Cimanggis), kita konfirmasi kemarin katanya ke sini tapi kantornya udah tutup," kata Hiwran.

Hirwan pun terpaksa menunggu di lobi dan di halaman GKM Tower bersama dengan puluhan Jemaah lainnya tanpa ada kejelasan.

Dia mengaku tertarik dengan promosi yang dilakukan Fisrt Travel di Facebook dan berencana untuk melakukan perjalanan umrah dengan rombongan yang berjumlah 10 orang.

Biaya sebesar Rp 14,3 juta pun telah dibayar lunas sejak Agustus 2016 lalu.

Hirwan dan rombongan dijanjikan berangkat pada April atau Mei 2017, tetapi kemudian ditunda.

"Jadi alasannya karena jadwal padat karena yang seharusnya berangkat Februari itu jadinya bulan lima (Mei), jadi kami ditunda setelah musim haji sekitar bulan 11 atau 12 , ditunda-tunda ga jelas, akhirnya ada kejadian ini," ungkap Hirwan.

Baca: Empat Hari Bos First Travel Ditahan, Anniesa Hasibuan Lebih Banyak Menangis di Hotel Prodeo

Pada Mei lalu, First Travel menjanjikan akan segera memberangkatkan Hirwan jika membayar tambahan biaya dengan meningkatkan dari paket promo menjadi reguler.

Di paket reguler ada dua yaitu A ( RP19,9 juta) dan B (Rp 17,9 juta), dengan tambahan biaya masing-masing RP 5,6 juta dan RP 3,6 juta.

"Kita mau tambah biaya tapi harus hitam diatas putih, pasti atau engga, kalau dipastikan kita mau bayar kekurangan 3,6 juta rupiah itu, tapi kita minta kejelasan kapan berangkat, sampai sekarang tidak ada," keluh Hirwan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved