Pemprov Jatim

Tembus Rp 12,5 Triliun, Realisasi PAD Jatim Jauh Lampaui Nasional

"Ini berarti, PAD tahun 2015 surplus Rp 215,1 miliar dari target ditetapkan," tegas Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemprov Jatim, Bobby Soemiarso.

Penulis: Mujib Anwar | Editor: Parmin
surya/mujib anwar
Bobby Soemiarso 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak dan retribusi Pemprov Jatim sepanjang tahun 2015 jauh melampaui nasional.

Jika realisasi pendapatan asli negara dari sektor pajak yang berhasil dikumpulkan pemerintah pusat tahun 2015 hanya 84,5 persen dari target yang ditetapkan. Realisasi PAD Pemprov Jatim tembus 101,74 persen dari target dipatok.

"Ini menunjukkan, meski kondisi ekonomi sedang melemah dalam setahun terakhir, masyarakat Jatim tetap taat membayar pajak daerah," ujar Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Pemprov Jatim, Bobby Soemiarso, Senin (4/1/2016).

Menurut Bobby, tahun 2015, target PAD yang dibebankan kepada Dispenda Rp 12.348.880.000.000 (Rp 12,3 triliun). Dari target itu, hingga 31 Desember realisasinya mencapai Rp 12.563.984.952.643 (Rp 12,5 triliun) atau 101,74 persen.

"Ini berarti, PAD tahun 2015 surplus Rp 215,1 miliar dari target yang ditetapkan," tegasnya.

Dari realisasi Rp 12,5 triliun, PAD pajak kendaraan bermotor (PKB) memberikan sumbangan dengan realisasi Rp 4,911 triliun (102,33 persen). Lalu bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) terealisasi Rp 3,534 triliun (95,52 persen), pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) terealisasi Rp 2,201 triliun (100,7 persen).

"Kemudian pajak rokok, dari target Rp 1,6 triliun, realisasinya mencapai Rp 1,819 triliun atau 113 persen. Ini berarti, surplus hingga Rp 219,8 miliar," imbuh Bobby.

Untuk PAD lain-lain, dari retribusi jasa usaha terealisasi Rp 2,849 miliar (130,72 persen), dan penerimaan lain-lain dari parkir berlangganan terealisasi Rp 20,893 miliar (120,08 persen) dari target Rp 17,4 miliar yang ditetapkan.

Khusus parkir berlangganan, mantan Kepala Biro Umum Setdaprov Jatim ini menjelaskan, bahwa dari 38 kabupaten/kota di Jatim, saat ini baru 25 daerah saja yang menerapkan parkir berlangganan.

"Ini juga menunjukkan, terjalin kerjasama yang baik antara Pemprov dengan kabupaten/kota," tegasnya.

Dengan terealisasinya target PAD di tahun 2015, pada tahun 2016 ini, Pemprov Jatim, kata Bobby akan menaikkan target PAD Rp 200 miliar, menjadi Rp 12.598.700.000.000 (Rp 12,598 triliun).

"Meski kondisi ekonomi setahun ke diprediksi masih melambat dan daya beli masyarakat juga menurun, kami optimis misa mencapai target tersebut," tandas Bobby.

Disinggung tentang hanya PAD dari sektor BBNKB saja yang tidak memenuhi target, Bobby mengaku, bahwa hal itu tak lepas dari faktor eksternal.

Yakni, turun dan lemahnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Trend ini sudah terlihat sejak bulan Maret 2015 lalu.

"Masyarakat yang mobilnya masih bagus dan masih layak pakai, banyak yang menunda pembelian kendaraan baru," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved