Tulungagung Jadi Pusat Percontohan Minapolitan

Budidaya ikan patin ini menjadi primadona baru bagi para petani. Karena dagingnya dapat dibuat filet untuk komsumsi pasar ekspor.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Satwika Rumeksa
zoom-inlihat foto Tulungagung Jadi Pusat Percontohan Minapolitan
surya/didik mashudi
Bupati Tulungagung Syahri Mulyo melakukan panen perdana ikan patin pasupati di Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Kamis (25/9/2014).

SURYA Online, TULUNGAGUNG-Kabupaten Tulungagung semakin mengukuhkan diri  sebagai daerah sentra penghasil ikan produksi di Indonesia. Malahan Tulungagung telah dijadikan pusat percontohan Minapolitan budidaya ikan lele se Indonesia.

"Selain memproduksi ikan konsumsi, di Tulungagung juga dikembangkan budidaya pembenihannya. Hasil produksinya banyak di pasarkan ke seluruh Indonesia," ungkap Syahri Mulyo, Bupati Tulungagung usai panen perdana ikan patin Pasupati di Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Kamis (25/9/2014).

Dijelaskan Bupati, untuk mewujudkan upaya itu telah dibuat cluster-cluster budidaya ikan di setiap daerah. Seperti Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang telah ditunjuk sebagai daerah Minapolitan budidaya dan produksi ikan lele.

Sedangkan ikan patin akan dibudidayakan di cluster Desa Pojok. Diharapkan petani ikan lele dan gurami tidak beralih menjadi petani ikan patin, demikian pula sebaliknya.

Ke depan daerah lainnya bakal dibuatkan cluster-cluster yang memproduksi ikan sesuai karakteristik daerahnya. Upaya clusterisasi dilakukan supaya daerah lainnya tidak ikut-ikutan beralih melakukan budidaya ikan patin yang prospeknya lebih baik.

Sebagai sentra penghasil ikan produksi, Tulungagung telah mendapatkan bantuan mesin filet dan mesin pelet untuk membuat pakan ikan. "Untuk mengurangi biaya operasional, petani diharapkan dapat meramu membuat pakan sendiri. Kami yakin petani di Tulungagung punya banyak pengalaman membuat pakan ikan sendiri," ungkapnya.

Terkait budidaya ikan patin yang mulai dilakukan petani di Tulungagung prospeknya sangat baik, karena meski terlambat dipanen harga ikan patin tidak akan jatuh. Terlebih ikan patin Pasupati merupakan jenis ikan untuk kualitas ekspor.

"Budidaya ikan patin ini menjadi primadona baru bagi para petani. Karena dagingnya dapat dibuat filet untuk komsumsi pasar ekspor. Saat ini Indonesia merupakan pengekspor ikan patin kedua terbesar setelah Vietnam," jelasnya.

Bupati mencontohkan H Imam salah satu petani ikan patin yang telah sukses menembus pasar ekspor. "Setiap panen hasilnya dapat untuk membeli Fortuner, CRV atau Innova," ungkapnya.

Sementara Kepala Balitbang Kelautan dan Perikanan Dr Ir Tri Heru Priadi menjelaskan, saat ini baru tiga daerah yang mulai nengembangkan budidaya ikan patin Pasupati.

Ketiga daerah itu Jambi, Palembang dan Tulungagung. Karakteristik Kabupaten Tulungagung dinilai sangat cocok untuk mengembangkan budidaya ikan patin Pasupati untuk kualitas ekspor. Budidaya ikan patin ini untuk areal, 1.000 meter persegi dapat untuk memproduksi 15 ton ikan patin. Salah satu kelebihan ikan patin Pasupati dagingnya putih serta dapat difilet. Peluang pasar ekspornya juga sangat terbuka ke Uni Eropa, Jepang, Hongkong dan Amerika.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved