Haul Ke 4 Gus Dur

SBY Beber Lima Gagasan Besar Gus Dur

SBY mengungkapkan hal itu saat memberikan sambutan pada puncak peringatan haul ke-4 Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jumat malam (3/1/2014).

Penulis: Sutono | Editor: Parmin
zoom-inlihat foto SBY Beber Lima Gagasan Besar Gus Dur
Ny Sinta Nuriyah (kanan) menampingi Ibu Ani Yudhoyono pada haul ke-4 Gus Dur di Jombang, Jumat malam (3/2/2014).

SURYA Online, JOMBANG - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membeberkan pokok pemikiran mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terus diperjuangkannya.
   
Hal itu diungkapkan SBY saat memberikan sambutan pada puncak acara peringatan haul ke-4 Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jumat malam (3/1/2014).

Ada lima pokok pemikiran Gus Dur, kata Presiden,  yang juga diupayakan untuk  diteruskannya.
      
“Kelima pikiran beliau itu kerap beliau diskusikan dengan saya, ketika beliau menjadi presiden dan saya menjadi salah satu anggota kabinetnya,” kata SBY.
   
Kelima pemikiran itu, jelas SBY, hampir semua masih relevan dan masih layak jadi agenda bangsa Indonesia. Pertama, Gus Dur ingin di negeri ini tercipta masyarakat majemuk yang rukun.
   
“Banyak negara yang pecah karena tidak rukun. Di Tanah air juga sesekali masih terjadi. Ini agenda sepanjang masa. Dalam diri Gus Dur, yang diperjuangkan adalah dalam negeri ini masyarakatnya rukun,” terangnya.
   
Kedua, Gus Dur ingin menghilangkan diskrimimasi. Gus Dur pejuang yang gigih memerangi diskriminasi. “Saya hanya melanjutkan yang dipikirkan oleh Gus Dur saat menjadi presiden dulu,” terang SBY.   
   
Ketiga, pemikiran yang saat itu bisa dikatakan melampaui zamannya, yakni, Gus Dur punya gagasan peran negara dikurangi, dan peran masyarakat diperbesar.
   
“Saya katakan ini mendahului zamannya, karena meskipun sekarang sistem otoritarian sudah ditinggalkan, namun masih ada bayang-bayang sistem otoritarian. Sehingga yang diperlukan keseimbangan,” kata Presiden.
   
Menurut SBY, negara akan dikurangi perannya manakala masyarakat telah siap, makin dewasa, makin partisipatif. “Ini harus diperjuangkan. Tapi saya yakin, suatu saat akan tercapai titik keseimbangan yang ideal,” kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.
   
Lalu pemikiran Gus Dur yang keempat, menurut SBY, tergolong sensitif saat itu. Yakni negara tidak berhak mengontrol pikiran warganya. Bagi masyarakat yang sudah matang, bisa berpikir arif, tidak menjadi soal negara memberi ruang kepada mereka, karena tahu batas-batas ukurannya. Namun jika belum matang, pasti ada ekses.

“Saya pada akhirnya mendukung ide beliau, bahwa pada saatnya nanti apa yang digagas Gus Dur akan terealisasi,” uajranya.
   
Terakhir atau pemikiran Gus Dur yang kelima, menurut SBY, adalah tentang hubungan sipil-militer yang berlangsung secara sehat. Masing-masing mengerti domainnya. Misalnya, untuk menyatakan perang, harus ditetapkan Presiden, sebagai kepala negara. Namun, untuk detail perangnya, strateginya, itu urusan para jenderal.
   
Kelima pokok pikiran, kata Presiden, sebagian sudah terimplementasi, sebagian lagi masih bergerak ke depan. “Saya yakin pikiran yang mendahului zamannya, pada saatnya nanti akan terwujud,” pungkas SBY.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved