Yuk Menikmati Indrayanti
Agar Indrayanti tetap cantik dan elok, pengujung dilarang keras bekal makanan atau minuman.
Editor:
Tri Hatma Ningsih
Oleh: Wahyu Eko Sasmito
Mahasiswa Fakultas Adab, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab IAIN Sunan Ampel Surabaya
sasmitowae@gmail.com
Sabtu (23/2/2013) saya menjelajah ke Yogyakarta, mengarungi tempat wisata yang tersebar di sana. Salah satunya pantai Indrayanti. Tempat pariwisata ini masih berusia dini dibanding pariwisata lain yang ada di Yogyakarta. Lebih kurang baru tiga tahun, namun keelokannya mampu menjadi magnet bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Terletak di Desa Sendut, Gunung Kidul, Yogyakarta, nama pantai diambil dari salah satu nama rumah makan terbesar di tempat ini yaitu, rumah makan Indrayanti. Rumah makan ini sederhana namun unik dengan bentuk atapnya terbuat dari jerami dan didesain bak rumah adat Provinsi Papua.
Pesona yang dimiliki pantai Indrayanti luar biasa indahnya. Gemuruh ombaknya mampu menyuntikkan ketenangan dalam jiwa. Buih putih yang muncul dari hempasan ombak di pantai bak salju. Bukit kecil yang terletak di kedua ujung pantai ini memberi keindahan tersendiri. Mendaki bukit tersebut, dapat menikmati ciptaan Tuhan yang terhampar di sana.
Lantaran itu, petugas pantai menerapkan aturan khusus di pantai Indrayanti, yakni pengunjung dilarang membawa aneka macam makanan ke pantai Indrayanti. Apalagi bila buang sampah tidak di tempatnya, siap-siap membayar denda sepuluh ribu rupiah. Dengan peraturan yang sangat ketat tersebut, kebersihan dan keindahan pantai Indrayanti dapat terjaga dan lestari.
Berita Terkait