Penutupan Lokalisasi Tak Efektif Cegah HIV

Kembalinya para PSK itu karena pemerintah daerah tidak mempunyai rencana yang komprehensif

Penulis: Rudy Hartono | Editor: Rudy Hartono
SURYA Online, SURABAYA - Para aktivis yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS menilai tidak efektif penutupan lokalisasi yang diikuti pemulangan pekerja seks komersial (PSK). Lantaran banyak PSK yang kembali bekerja di tempat lain.

“Banyak di antara mereka setelah mengikuti program pemulangan, ternyata kembali lagi jadi PSK di tempat yang berbeda,” kata Yorris dari Hotline Surabaya dalam rilis yang diterima surya.co.id, Sabtu (29/12/2012).

Kembalinya para PSK itu kata Yorris, disebabkan pemerintah daerah tidak mempunyai rencana yang komprehensif, khususnya yang berkaitan dengan  penanggulangan penularan HIV/AIDS di lokalisasi.

“Meski sudah diberi keterampilan dan modal, membuka usaha adalah hal yang tak mudah. Padahal rata-rata PSK yang dipulangkan usianya sudah 40tahun. Mereka itu menjadi penopang ekonomi keluarga. Tak heran jika kemudian mereka kembali jadi PSK untuk mencari uang ,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Pemprov Sudjono mengatakan telah menutup lima lokalisasi dari 47 lokasi prostitusi di Jawa Timur. Adapun lokalisasi itu tersebar di 33 kabupaten dan kota di Jatim. Sedangkan lima lokalisasi yang telah tutup itu ada di Blitar, kemudian Tulungagung (Ngunut dan Ngujang), dan Surabaya (Dupak Bangun Sari, dan Moro Seneng).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved